~Letter of Apology~
Hanna dan Maira bingung, mengapa temannya ini sangat lahap memakan mi ayam nya. Membuat Hanna dan Maira saling pandang.
Maira beredaham."Del...."Panggilan itu membuat sang empu-nya nama mendongak dengan mi yang masih di mulutnya.
"Lo laper banget ya? Sampe segitunya."
Adel tak langsung menjawab pertanyaan dari temannya itu, dia menelan mi yang sedang dimakannya lebih dulu. Lalu, meneguk jus jeruk yang di pesannya tadi. Barulah gadis itu menatap Maira.
"Gue tadi gak sarapan karena takut telat, eh gue masih tetep telat ternyata. Kebetulan yang jaga kak Reyhantu, ya udah deh gue dihukum lari keliling lapangan 10 kali," ucap gadis itu dengan begitu antusiasnya.
"Del, entar lo di geprek sama kak Reyhan, gara-gara ngeledekin namanya."Hanna memberi peringatan, agar temannya itu tidak terkena masalah, bagaimana tidak jika saja nama itu terdengar tak sengaja oleh Reyhan pastinya Hanna tak dapat membayangkan bagaimana nasib Adel nantinya.
"Biarin aja, abis tuh orang rese banget. Kan gue udah minta maaf, masalah kecelakaan kemarin." Perkataan Adel membuat Hanna dan Maira yang awalnya sibuk dengan makanan masing-masing, menjadi mendongak menatap Adel seakan meminta penjelasan.
Adel yang mengerti gerak-gerik kedua temannya itu langsung mencoba menjelaskan.
"Jadi, waktu itu kan gue pulang tuh naik motor sendirian, dari keluar gerbang sekolah itu gue masih santai aja. Terus waktu di jalan deket minimarket yang sebelahnya kafe itu, tiba-tiba mobil yang ada di depan gue ngerem mendadak. Akhirnya gue nabrak tuh bumper mobil. Kak Reyhantu minta gue ganti rugi. Kalo gue gak ganti rugi dia bakalan laporin gue ke polisi. Gue manabisalah ganti rugi, duit dari mana coba? Ayah bunda gue pasti gak mau ngasihlah. Akhirnya gue coba tuh minta maaf pake surat, Terus gue kasih juga tuh kue red velvet. Eh dia malah masih nagih." Gadis berpipi tembam itu menjelaskannya dengan rinci dan lengkap.
"Terus lo mau gimana lagi?"tanya Hanna seraya mengelap bibirnya dengan tissue.
"Rencana nya sih gue mau bujuk dia pake surat lagi. Pokoknya gue bakal buat surat terus, sampe dia mau maafin gue."
Sebuah bunyi pop up massage, membuat Adel merogoh saku almamater khas SMA DEWANTARA-nya.
@reyhanazzam
Balik sekolah, temuin gue di perpus.
@adeliaraBella
Iya iya.
Tak lama bel masuk berbunyi. Adel, Hanna dan Maira pergi ke kelas.
~Letter of Apology~
Adel, Maira dan Hanna berjalan di koridor. Dari mereka bertiga, tak ada satupun yang membuka pembicaraan. Karena pikiran mereka cukup lelah ketika menghadapi soal-soal kuis kimia yang membuat pusing. Selang beberapa waktu Angga datang menghampiri Adel, dengan nafas yang belum teratur karena berlari.
"Del kita balik duluan ya,"pamit Hanna dan Maira, mereka langsung meninggalkan Adel sendirian bersama Angga.
"Del, Mas Riko manggil lo,"ucap Angga.
"Mau ngapain?"tanya gadis berpipi tembam itu seraya mengerutkan dahinya.
Fyi, Mas Riko adalah seorang pelatih ekstrakulikuler Marching Band, yang saat ini menjadi ekskul yang diikuti Adel.
"Katanya mau bahas soal farmasi yang bakal di pake buat pembukaan lomba futsal nanti."
"Adel gak bisa, dia harus belajar sama gue di perpus." Suara itu membuat Angga yang hampir menarik tangan Adel menjadi membatalkan niatnya.
Reyhan langsung menarik tangan kanan Adel. Namun Angga tak mau kalah, dia juga langsung menarik tangan kiri Adel.
"Gak bisa lo harus ikut gue ke mas Riko, karena lo itu tim inti dari grup Marching Band ini,"ucap Angga seraya menarik tangan kiri Adel.
"Gak, dia harus ikut gue ke perpus, karena ini perintah dari bu Nita,"balas Reyhan seakan tak mau kalah dari Angga.
"Gak dia harus ikut gue," ucap Angga seraya menarik tangan kiri Adel lagi.
"Dia harus ikut gue,"balas Reyhan sambil menarik tangan kanan Adel lagi.
"Dia harus ikut sama gue."
"Gak, dia harus ikut sama gue, karena ini lebih penting."
"Dia harus ikut gue."
"Gue."
"Gue."
"CUKUP!!! Aku mau pulang ke rumah aja,"ucap Adel sambil melepas kedua tangannya yang di cekal oleh Reyhan dan Angga.
Gadis itu berjalan meninggalkan kedua pemuda jangkung yang sedang saling melemparkan tatapan tajam.
Gadis berpipi tembam itu mendumel, seraya melangkahkan kakinya menuju area parkiran sekolah. Setelah sampai di area parkiran Adel baru ingat, jika dirinya hari ini tidak membawa motor.
"Kok gue bisa lupa sih, ya udahlah pesen pesen ojek online ajalah." Gadis itu mengutak-atik ponsel hitamnya.
Lalu, setelah berhasil memesan ojek online dia langsung pergi ke gerbang.
~Letter of Apology~
Rumah minimalis yang dimasuki Adel, tampak sepi. Ya, suasana rumah itu tampak sepi karena Arka yang tengah sibuk mengurus skripsinya di kampus, Fandi yang pergi ke rumah kakak laki-lakinya, dan Mytha sedang berada di rumah sakit untuk melakukan operasi terhadap pasiennya. Mytha adalah seorang dokter bedah umum, namun perempuan berperawakan tinggi itu tetap melaksanakan tugas nya sebagai istri dan ibu dengan baik.
Gadis berpipi tembam itu menghela nafas. Adel menaiki tangga dengan langkah gontai. Adel langsung berganti baju dengan Kaos berwarna ungu dan celana selutut. Lalu, gadis itu merebahkan dirinya di atas kasur. Dia mengambil ponselnya, yang berada di atas nakas dekat ranjang miliknya.