Letter of Apology

nyayu mifta aliffiah mutiara
Chapter #2

#2 Kue Red Velvet

 Adel berjalan ke koridor kelas 12 yang masih sepi, gadis itu memang sengaja datang lebih awal agar dia bisa pergi ke kelas Reyhan. Setelah sampai di kelas Reyhan dia langsung masuk lalu berjalan ke arah meja nomor dua dari depan yang berada di bagian barisan tengah. Jangan tanya mengapa gadis itu bisa tahu tempat duduk Reyhan. Semalam ia memohon pada Angga lewat Line agar dirinya diberitahu dimana tempat Reyhan duduk. Angga yang luluh pun akhirnya memberitahu Adel.

 Adel meletakkan satu tangkai bunga mawar yang terbuat dari kain flannel, sebuah kotak makan yang berisi kue Red Velvet yang sengaja ia buat saat tadi pagi dan secarik kertas yang berisi surat permintaan maaf diatas meja Reyhan

Setelah itu Adel keluar dari kelas tersebut dan berjalan menuju koridor kelas 11. Suasana di sekolah memang sedikit sepi, hanya ada beberapa siswa saja yang baru datang.

Selang beberapa waktu setelah Adel keluar dari kelas 12 Ipa 1 ada seseorang yang datang dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana. Saat ia ingin ingin duduk, Reyhan melihat sebuah kotak makan, setangkai bunga mawar buatan dan secarik kertas membuatnya mengernyit bingung. Rasa penasaran yang ada di benak Reyhan membuat dirinya membaca secarik kertas tersebut.

To: Kak Reyhan

Di surat ini aku mau minta maaf sama kakak soal kejadian yang kemarin , oh ya aku juga bawain kue red velvet semoga kakak suka ya sama kue buatan aku. Jangan lupa dimakan ya !

From:

Adel yang gak sengaja nabrak mobil kak Rey

 Entah mengapa senyum dan lesung pipi terukir di wajah Reyhan dengan sendirinya. Setelah membaca surat itu dia langsung menyimpan surat itu dan setangkai bunga mawar itu ke dalam tasnya. Lalu ia membuka kotak makan itu. Harum khas dari kue Red Velvet itu menyeruak ke indra penciuman milik Reyhan. Pemuda itu langsung mencoba kue Red Velvet dengan sendok yang telah disediakan oleh Adel.

“Enak juga,”Gumam Reyhan di sela kunyahannya.

 Suasana hening menyelimuti kelas 11 Ipa satu. Hanya ada sebuah suara yang tegas dari seorang guru matematika yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Maira dan Hanna malah asik menikmati mimpinya, ya mereka berdua telah terlelap dengan buku yang menutupi wajah mereka. Sementara Adel terlihat sangat serius menyimak penjelasan dari bu Kania. Tiba-tiba sebuah suara dari Speaker sekolah memecah suasana hening di kelas 11 Ipa 1.

 “Kepada Adeliara Sifabella kelas 11 Ipa 1 dan Reyhan Adlan Azzam kelas 12 Ipa 1 dimohon untuk ke ruang guru menemui bu Nita sekarang.”

Panggilan dari kantor membuat Adel mau tidak mau beranjak dari tempat duduk, lalu pergi menghampiri bu Kania.

“Bu saya permisi ke ruang guru ya bu.”Setelah mendapat anggukan dari bu Kania, gadis itu langsung pergi ke ruang guru yang letaknya ada di lantai satu.

Saat berada di koridor lantai satu Adel tak sengaja bertemu dengan Reyhan. Mereka berjalan beriringan. Namun tidak ada satu pun yang membuka suara duluan. Mereka masih sibuk dengan pikirannya masing-masing. Adel juga masih memikirkan apakah dirinya telah dimaafkan oleh Reyhan?

Saat sudah sampai di ruang guru. Reyhan dan Adel langsung dipanggil untuk mendekat ke meja bu Nita.

“Silahkan duduk,”Titah bu Nita, namun Reyhan dan Adel hanya saling pandang.

“Hey ayo duduk,”Titah bu Nita untuk kedua kalinya.

Reyhan dan Adel duduk di kursi yang telah disediakan.

“Ada apa ya bu?”Reyhan dan Adel kompak melontarkan pertanyaan tersebut, membuat bu Nita terkekeh pelan.

“Begini kan 4 bulan lagi akan diadakan olimpiade Fisika, dan saya ingin kalian latihan mengerjakan soal bareng-bareng.”Perkataan bu Nita membuat Reyhan dan Adel terkejut.

“Tapi kan saya masih belum paham betul tentang materi Fisika kelas 12.”Adel mengelak membuat bu Nita terkekeh pelan.

“Kamu tenang aja, soal materi Fisika kelas 12 biar Reyhan saja yang menjelaskannya.”Kalimat yang dilontarkan bu Nita barusan membuat Reyhan melongo. Pasalnya pemuda itu terkejut ketika mendengar dirinyalah yang akan menjadi tutor dari seorang gadis yang mengganggu hidupnya itu.

“Tapi bu memahami materi fisika dalam 4 bulan itu tidak mudah bu, apalagi untuk seorang siswa kelas 11 seperti dia.”Adel menoleh dan ingin sekali mencakar wajah milik Reyhan, seenaknya saja pemuda itu meremehkan dirinya.

Bu Nita tersenyum tipis.”Kamu tenang aja, Adel itu anak nya cepet paham kok, jadi tugas kalian mulai hari ini kalian bakal belajar bareng. Soal tempat belajarnya ya terserah kalian saja.”

“Ta-pi bu—“

“Udah gak usah pake tapi tapian Rey, saya yakin kalo Adel dan kamu bisa memenangkan olimpiade fisika kali ini.” Perkataan yang dilontarkan dari mulut bu Nita membuat Reyhan tak dapat berkutik.

Reyhan menghela nafas lalu pemuda itu mencoba untuk mengembangkan senyum tipis seakan dirinya menerima permintaan dari bu Nita.

Setelah selesai bertemu dengan bu Nita, Reyhan dan Adel keluar dari ruang guru. Saat ini Adel dan Reyhan sedang beriringan di koridor.

“Kak Rey? Jadi nanti kita mau belajar bareng dimana?” Adel membuka suara lebih dulu.

Reyhan hanya melirik sekilas. Lalu pemuda itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Melihat Reyhan hanya meliriknya dan tak menggubris pertanyaan dari dirinya membuat Adel mendengus kesal. Namun Adel harus tetap sabar karena Reyhan akan menjadi rekannya di olimpiade nanti.

 Hari ini kelas 11 Ipa 1 sedang bermain bola basket di lapangan basket. Di bawah pengawasan Pak Andi. Saat tiba giliran Adel untuk mengoper bola dengan menggunakan teknik Over Head Pass bukannya di tangkap oleh Maira. Tetapi bola itu terlempar ke arah seorang siswa laki-laki kelas 12 yang sedang berjalan di koridor dekat lapangan bola basket.

Lihat selengkapnya