LETTERS: Apakah Kamu Mencintaiku?

Yehezkiel Eko Prasetyo
Chapter #4

Perbincangan Dua Orang Laki-laki

TIN….! TIN….!

Suara klakson motor terdengar dari halaman rumah yang membangunkan tidurku di meja belajar. Itu suara khas klakson motor kesayangan Kim.

Aku lekas bangun dan bergegas menyimpan surat itu kedalam sela buku novel fansatasi yang tergeletak diatas meja. Novel itu kumasukan kedalam laci.

Pintu kamarku dari awal sudah terbuka, tanpa harus mengetuk kamar, Kim si jangkung sudah berada di depan pintu.

“Dari mana lo bisa masuk?” Tanyaku.

“Dari pintu depan lah. Dari mana lagi?” Jawab Kim sedikit nyolot.

“Bukanya pintu depan udah gue kunci?”

“Iya, lo kunci. Terus, gue masuk pake pintu ajaib! Hahaha!” Kim kembali berbicara, “Kagak! Pintu depan lo gak di tutup rapat. Very easy buat masuk rumah. Apa lagi maling, enak banget dah itu. Hehehe.”

“Ngapain, sih, lo kesini?” Tanya gue dengan ketus.

Kim masuk kedalam kamar tanpa permisi. Ia membaringkan badannya diatas tempat tidur dengan santai. Kim datang dengan mengenakan kaos putih bertuliskan ‘Life’ dan menggunakan celana jeans pendek menunjukan betapa tampak santai hidupnya.

“Bikin rusuh di rumah lo.” Jawabnya santai.

“Kalau mau bikin rusuh, mending lo balik deh.”

“Hahaha…. Lagi dapet pak? Sensitif amat.” Kim meledekku. Ia menyadari bahwa aku sedang dalam kondisi yang tidak nyaman. Hanya saja, ia tidak dapat meramalkan apa yang sedang terjadi.

“Rese, diam lo!”

“Kenapa sih lo?” Tanya Kim.

“Emm, enggak. Enggak kenapa-kenapa. Baru bangun tidur. Nyawa gue belum terkumpul ditambah lo dateng bikin rusuh. Ya, gini jadinya, kayak orang teler.”

Aku merubah topik pembicaraan. “Kim, setelah lulus akhirnya lo udah mutusin mau lanjut kemana?”

Aku beranjak dari bangku belajar dan berbaring di sebelah Kim. Ukuran ranjangku sedikit lebih besar sehingga muat untuk dua orang meski sedikit berdesakan. kami sama-sama menatap kearah langkit-langit kamar.

“Gue udah putusin untuk pergi dan lanjut di Jepang.” Ucap Kim.

Lihat selengkapnya