LETTERS: Apakah Kamu Mencintaiku?

Yehezkiel Eko Prasetyo
Chapter #9

Surat dari Tukang Pos (II)

Hujan semakin sering turun di pertengahan bulan Februari. Kesempatan matahari untuk menunjukan sinarnya pun sangat dibatasi akhir-akhir itu. Kalau tidak berawan, maka hujanlah yang menguasai langit.

Tidak ada aktivitas sekolah. Hari ini weekend. Aku memilih diam di dalam rumah sambil duduk di sofa ruang TV sembari menunggu hujan reda untuk pergi ke mall. Aku ada janji dengan Alhika. Perlu diingat, bukan aku yang merencanakan janjian itu. Sudah dapat ditebak, Kim lah pelopor dibalik itu semua.

Tanganku mengambil handphone dari saku celana. Jemariku lincah mengotak-atik untuk menemukan kontak didalamnya. Aku menelpon mama.

BIFFTTT….. BIFFTTT…. BIFFTT….

“Halo.” Sapa mama.

“Halo, ma. Diluar masih hujan. Bibo enggak bisa antar kotak roti ke toko pake motor. Nanti basah semua.”

“Pakai mobil dong, sayang. Kan bisa pesan taksi online. Bagaimana sih anak muda satu ini?” Sindir mama.

Aku baru sadar bahwa sudah ada taksi online di zaman aku hidup sekarang. “Hmmm, anu…. Hmmm, kuota internet habis, ma. Jadi, enggak bisa pesan.”

“Habis?” Mamanya kaget. “Bukannya di rumah ada wifi?”

“Eh, iya. Anu, soalnya dipakai untuk ngerjain tugas.” Aku salah tingkah dan bicara sembarangan. Tampak jelas aku sedang mencari alasan agar tidak pergi ke toko dan dapat bertemu dengan gadis impianku.

“Jangan bohong! Kayak mama enggak kenal kamu aja.” Tegas mama. “Sudah, cepat! Antar kotak-kotak roti itu ke toko. Mama sedang banyak pelanggan ini. Jangan banyak alasan. Pasti kamu mau main kan?”

Aku semakin salah tingkah sambil menggaruk-garuk kepala. “Iya, iya. Bibo pergi ke toko.” Dengan menggerutu aku menjawab mama.

“Cepat, ya. Mama tunggu. Sudah mau habis stok kotak di toko.”

“Iya, ma. Bye.”

Bye….”

“Malas sekali kalau harus begeni.” Ucapku terus menggerutu. Aku terus bergegas merapikan semua kotak-kotak kardus roti yang belum dilipat diatas meja makan dan memasukannya ke dalam kardus yang lebih besar untuk memudahkan dalam pengangkutan seraya aku memesan taksi online. Hanya butuh kurang dari satu menit, aku sudah mendapatkan pengemudi.

DRIVER: Selamat siang, mas. Saya akan tiba dalam 15 menit karena sedang hujan dan harus menurunkan kecepatan.

Lihat selengkapnya