LETTERS: Apakah Kamu Mencintaiku?

Yehezkiel Eko Prasetyo
Chapter #22

Ini Rencananya

Katanya sih, waktu bisa jadi teman, tapi juga bisa jadi lawan. Yang ku tahu, waktu memang egois. Dia tidak mau pernah mengalah dengan keadaan dan tetap berjalan meski banyak yang lelah mengikutinya. Pada dasarnya, tidak ada yang bisa mengalahkan waktu. Kita hanya perlu berdamai dengannya. Aku telah banyak belajar dari waktu. Menghitung hari-hari dan menilai setiap keadaan membuatku menjadi orang yang lebih kuat dan mampu menyelesaikan tiap tantangan dalam hidup satu per satu seberjalannya waktu.

Malam sebelum pengumuman kelulusan. Aku duduk seorang diri didepan teras rumah. Hati sedikit risau. Cemas apa hasil pengumuman besok dan memikirkan sebuah rencana gila yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Mengungkapkan perasaanku kepada Alhika.

Aku mengambil handphone ku yang ada didalam kamar dan membawanya keluar. Aku mencari kontak nomor Alhika dan mulai menelponnya. Aku harus menunggu beberapa saat sampai suara dering itu hilang. Itu tanda gadis itu mengangkat teleponku.

Obrolan dalam telepon:

“Halo.” Sapanya.

“Hai, Al.” Ucapku lembut.

“Eh, hei, Bib. Tumben telpon aku malam gini. Ada apa?”

“Em, enggak, aku cuma pengeng ngobrol aja. Hehehe.” Agak kikuk.

“Oh, eh, gak mungkin deh seorang Bibo mau telpon cewe jam delapan malam gini kalau gak ada sesuatu yang penting. Are you okay?

“Hehehe, i’m okay.” Terdiam beberapa saat. “Kamu malam ini ada acara gak?”

“Malam ini? Enggak ada sih.”

“Bisa kita ketemu?”

“Yah, udah jam depalan lewat. Bokap pasti enggak kasih izin buat keluar rumah lagi. Lagian tadi aku udah ada acara gitu seharian. Jadi pasti enggak dibolehin buat keluar sekarang. Maaf ya…” Ucapnya dengan nada memohon.

“Iya, gak masalah. Lain waktu kita bisa jalan. Hehehe.”

“Sip, sekalian waktu itu usai ujian kan kamu enggak jadi aku tlaktir es krim, jadi aku bakal tlaktir kamu es krim. Hehehe. Giamana?” Katanya dengan antusias.

“Boleh. Hehehe.”

“Eh, tapi emang kita mau ketemuan kenapa sih? Ada hal penting ya?” Dia penasaran dengan tujuanku mengajak dia pergi hanya berdua.

“Em, agak susah kalau lewat telepon. Harus ketemu langsung diwaktu yang tepat. Asiik.” Ucapku sambil bercanda.

“Hahaha. Apaan sih kamu. Bikin aku jadi penasaran deh. Hehehe.”

“Hehehe. Makanya kita perlu ketemu.”

Lihat selengkapnya