Malam yang ditunggu-tunggu telah tiba. Semua anak-anak kelas dua belas berdatangan memasuki gedung olahraga yang luas. Mereka berusaha menujukan yang terbaik untuk penampilan malam ini. para wanita menggunakan dress yang elegan, membuat mereka tampak lebih dewasa dan menjelma menjadi wanita yang tidak terlihat seperti anak SMA baru lulus sekolah. Para laki-laki juga tidak kalah soal penampilan. Kebanyakan menggunakan jas dan terlihat gagah.
Aku menghampiri Armaya yang sedang mengobrol dengan beberapa teman sambil minum jus.
“Hai, May.” Sapaku.
Dia menoleh kearahku. “Hai, Bib. You look cool.”
“Thanks. You too.”
Dia tersenyum.
“Eh, kamu liat Alhika gak?” Tanyaku.
“Alhika?” Dia menggelengkan kepalanya.
Aku menganggukan kepala tanda mengerti bahwa Armaya tidak melihat Alhika.
Mataku menatap sekeliling, mencari gadis itu didalam kerumuman dan hiruk pikuk gedung acara. Aku berusaha mendapatkan dia meski keramaian ini menghalangi jarak pandang. Dan benar saja, usahku tidak sia-sia. Aku melihatnya baru saja masuk ke dalam gedung. Dia menggunakan dress berwarna emas yang menawan. Tampak glamor dan elegean. Rambutnya terurai panjang. Alhika tampak cantik dan berbeda. Dia terlihat dewasa. Siapa laki-laki didalam ruangan ini yang tidak terpikat olehnya malam ini. Dia benar-benar berkesan.
Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Ya, ini persaan yang sama waktu dikelas dulu. Aku seperti hampir meledak. Gadis itu tahu bagaimana melumpuhkan hati orang lain. Dia idola malam ini, terutama untukku.
Alhika menyapa beberapa teman lain sebelum berjalan menghampiriku dan Armaya. Aku juga melihat Kim muncul dari depan pintu masuk gedung tak selang beberapa lama dan berjalan dari belakang Alhika.
“Hi, guys!” Sapa Alhika mendekat.
Dia memberikan pelukan kepadaku dan Armaya.
“Kalian udah dari tadi ya?” Tanyanya.
“Hm.” Jawab Armaya sambil tersenyum. “Kamu datang dengan Kim?” Tanyanya lanjut.
“Aku baru datang. Kami berpapasan didepan.” Jawab Kim cepat.
Alhika menoleh ke arah Kim.
Armaya mengangguk pelan.
“Eh, guys. Acara udah mau dimulai tuh. Kita kedepan stage yuk.” Ajakku.
Kami pergi berkumpul kedepan panggung. Mantan ketua OSIS sedang berbicara. Dia menyampaikan banyak hal soal kehidupan di SMA dari awal kami masuk hingga lulus sekarang ini. Banyak para wanita terkagum kepadanya. Selain dia pandai berorasi, kurasa dia juga berkarisma. Beberapa anak perempuan kelas sebelas yang menjadi panitia berbisik soal mantan ketua OSIS itu tentang betapa kagumnya mereka pada laki-laki sedang bercuap-cuap diatas.
Kami semua memperhatikan apa yang sedang dia bicarakan.
“Alex memang keren, ya.” Kata Alhika berbisik kepadaku.
“Hm.” Jawabku ringan.
“pantes banyak cewek yang suka sama dia.” Tambahnya.
Aku tersenyum. “ Kamu suka sama Alex?”
Alhika memukul bahuku. “Ish, enggak. Bukan gitu. Aku cuma kagum aja sama dia. Udah ganteng, keren, jago olahraga, mantan ketua OSIS pula. Sempurna banget kayaknya hidupnya.”
Aku mengangguk pelan. “Andai aku Alex, ya. Mungkin kamu bisa suka sama diriku.” Ucapku sambil nyindir.
Dia memukul lagi. “Ish, apaan sih kamu.”
“Iya, kayanya perlu jadi Alex biar kamu bisa suka sama aku deh.”
“Hahaha.” Alhika tertawa kecil sambil menutup mulutnya. “Kamu ada-ada aja deh, Bib. Aku suka kamu apa adanya.” Tandasnya.
Aku menoleh kearahnya dan tampak tercengang.
Dia kembali tersenyum. “Iya, aku suka kamu apa adanya. Jadi Bibo yang aku kenal ya.”
Aku tersenyum mendengar kata-katanya itu. Aku merubah posisi beridirku menghadap ke Alhika.
“Al, ada sesuatu yang ini kusampaikan.”
“Hm? Apaan? Kayaknya kamu serius banget deh.” Gadis itu tampak bingung.
“Al ….”
Dia memperhatikan seksama.
“Kamu cantik.”
Gadis itu mulai tersipu malu.
“Kamu kenapa sih? Sakit?” Tanya Alhika salah tingkah.
“Aku jujur loh. Kamu bener-bener cantik, Al.”
Dia menyeka rambutnya. “Thanks, Bib.”
Aku tersenyum melihatnya salah tingkah.
“OKAY GUYS!.....” Suara nada tinggi dari atas panggung membuat kami terdistraksi. Semua anak bertepuk tangan dan riuh kembali meninggi. Mantan ketua OSIS sudah turun dari atas panggung dan MC mulai berbicara dengan lantang. MC mengajak semua orang yang ada didalam ruangan itu untuk melakukan yel-yel nyeleneh tapi seru, bernyanyi bersama, melompa dan bumbu-bumbu lelucon garing yang membuat semua yang ada didalam gedung tertawa terbahak-bahak.
Acara semakin seru ketika MC mulai membicarakan acara penentuan King and Queen Prom yang pastinya selalu ada tiap tahun.
“Okay, guys! Jadi malam ini kita akan melihat siapakah King and Queen Prom tahun ini!” Serunya. Dan semua orang didalam ruangan itu bersorak riuh tidak sabar melihat siapa yang akan menadapatkan mahkota tahunan.
“Jadi tahun ini akan sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini kita akan memilih dengan cara siapakah yang paling berani mengungkapkan perasaannya diatas panggung ini untuk orang yang paling dia sayang. Untuk setiap orang yang berani melakukan hal ini, mereka punya kesempatan untuk menjadi King and Queen Prom 2016!
“Wooowww!!!” Sontak semua orang berseru girang.
“Oke, tidak usah menunggu lama-lama, kita lihat siapakah orang yang berani naik ke atas panggung ini dan menyampaikan semua perasaanya kepada orang yang paling dia sayang malam ini. Mana suaranya!!”
“Wooooww!!” semakin riuh terdengar dari gedung itu ketika MC mengajak semua orang berseru riang.
Tak perlu makan waktu yang lama, seorang laki-laki naik ketas panggung. Dia Joe, culun dan cupu waktu sekolah. Malam ini dia tampak keren dan beda dari biasanya. MC memberikan mic nya kepada Joe dan membiarkan Joe berbicara. Malam itu Joe mengungkapkan rasa sayangnya pada Mitha. Sama-sama anak cupu dan kutu buku di sekolah. Hal yang tidak terduga dan tidak pernah dipikirkan sebelumnya. Aku melihat Joe tampak gugup, tapi dia terus berbicara soal Mitha dan semua isi hatinya tetang gadis pujaannya itu. Hasilnya, dari keberaniannya itu membuat hati Mitha luluh dan menerima Joe menjadi pacarnya. Sontak semua orang memberikan tepuk tangan yang meriah dan sorak-sorai untuk Joe dan Mitha. Ini mengejutkan dan menyenangkan.
Selain itu, Sella juga melakukan hal yang sama. Justru ini kebalikan, ini cewek yang mengungkapkan isi hatinya duluan kepada cowoknya. Dia juga sangat berani. Lucunya, mereka pun jadian malam itu.
Beberepa orang sudah berani ambil resiko malam itu. Ada yang diterima, ditolak, dipikirkan dulu. Ini menjadi ajang yang menghibur sekaligus uji nyali.