Letters of a Liar

Yoga Arif Rahmansyah
Chapter #6

Tiga Notifikasi

Bung Suman datang pukul setengah delapan malam. Pakaiannya rapi dan sederhana. Rambutnya disisir rapi, tanpa topi partai. Gema tidak ikut sesi bercanda dulu, karena sudah berjanji akan makan malam dengan Bung Suman. Darryl bersikeras kalau Gema sebenarnya pergi bersama Bonita, tapi Gema tidak ambil pusing. Rere tersenyum saja, percaya kalau Gema ada janji lain dan tidak dengan Bonita.

Gema sudah bertanya lebih dulu pada Bung Suman siang hari tadi agar ia tidak salah beli makanan. Gema lebih memilih membeli karena ia tidak punya waktu maupun talenta memasak untuk orang lain. Bung Suman awalnya ragu, tapi akhirnya sepakat setelah mendengar kata kerang dan gurame.

Bung Suman dengan tangkas melahap gurame bakarnya. Gema lebih santai dengan sendok dan garpu. Di sela-sela mengunyah, Bung Suman bercerita panjang lebar soal hidupnya.

Nama lengkapnya Sumanjaya. Usianya terpaut cukup jauh dengan Bung Erwin. Bung Erwin lahir 1953, sementara Bang Suman yang lahir tahun 1968, kini baru menginjak usia 52 tahun. Anak kedua bersama sang istri, tinggal di kampung. Anak pertamanya sedang studi di luar kota.

“Baru tahun kedua, kuliah teknologi pangan. Dapat beasiswa tahun pertama, lalu dapat bantuan juga dari mendiang Bung Erwin.”

“Oh iya?”

Bung Suman mengangguk semangat, mengunyah gurame di mulutnya sambil lanjut bercerita, “Bung Erwin awalnya cuma tanya-tanya, anak saya si Nina mau lanjut studi atau bagaimana. Nina masih kelas tiga waktu itu. Dia bayar tiket supaya Nina bisa ke sini, ngobrol-ngobrol soal kuliah.”

“Bung Erwin kasih saran Nina daftar beasiswa. Nina itu cerdas, Dek Gema! Saya sendiri kaget bisa cerdas begitu. Bung Erwin yang bilang sendiri. Beliau juga bantu urus administrasi pendaftarannya. Daftar tiga beasiswa, dapat dua. Lumayan.”

“Yang lebih kagetnya lagi, dan ini saya bersyukur luar biasa, Bung Erwin kasih tahu saya bulan lalu kalau biaya kuliah Nina sudah dilunasi sampai lulus, tinggal pastikan saja Nina lulus tepat waktu.”

Gema terkesima. “Saya baru tahu loh, Bang.”

“Adek masih baru soalnya. Saya juga waktu pertama kenal Bung Erwin ya ada jarak. Tapi lama-lama Bung Erwin suka ajak ngobrol. Mungkin sepi juga, tinggal sendiri.”

“Beliau sempat cerita soal keluarganya?” tanya Gema. Jawaban Bang Suman dibuka dengan dahi yang mengernyit, mencoba mengingat.

“Anak, setahu saya tidak ada. Beliau bilang terakhir cerai dengan istrinya. Sudah lama.”

Gema mengangguk lagi. Mungkin nanti detailnya ada di surat?

“Kakak atau adik, tidak pernah bahas. Mungkin ada, tapi mungkin juga tidak. Yang lebih tahu soal silsilah keluarga Bung Erwin sebenarnya Bu Septri.”

“Oh begitu…”

“Dek Gema sekarang umur berapa?”

Lihat selengkapnya