Tinggal tersisa surat ke-124. Ashani bertukar pandang dengan Gema sementara di hadapan mereka Bu Septri dan Bang Suman sedang berpelukan penuh syukur. Keduanya tahu kalau mereka tidak akan tahu siapa penerima surat ke-124 sampai mereka sendiri membukanya.
“Buka saja,” usul Gema. “Mumpung ada ada Bu Septri dan Bang Suman yang bisa jadi saksi tambahan.”
Ashani menengadah sambil mengibas-ngibas surat ke-124 di tangan kanannya. Mau bagaimana lagi.