Seluruh siswa dan guru telah berkumpul di aula besar menghadap, Tuan Anderson, nama orang yang telah disebut sebagai kepala sekolah yang berkuasa penuh atas tindakan yang terjadi di sekolah. Tuan Anderson bertubuh tinggi, berisi. Ras kulit putih yang terlahir di New York 55 tahun lalu dan itu membuatnya sedikit menumbuhkan uban di sela-sela rambut. Meski begitu wajahnya masih memancarkan kharisma sebagai seorang pemimpin tertinggi di sekolah unik yang memiliki gedung silinder dengan lebih dari 300 ruangan memutari seluruh gedung.
Dia berdiri di podium dengan gagah didampingi oleh wakil ketua dan kurikulum yang senantiasa menjadi dayang bagi sang raja di Intelligent high school. Tanpa basa-basi,
"Hari ini kita berduka atas kehilangan salah satu anggota kita, seorang guru matematika bernama Crhistiani Nelson, untuk itu tidak mengurangi rasa hormat untuk kepergianya kalian dipersilakan berdoa."
Sejenak, tuan Anderson menundukkan kepalanya tampak memimpin doa. Suasana hening mendekap ke seluruh ruangan yang penuh oleh 300 siswa dari berbagai jurusan. Kini semua siswa yang bahkan berada di asrama berkumpul di sana. Kecuali satu sosok.
Kimberly L. Bernadette
Setelah keheningan sesaat, microphone yang berada di depan lelaki kelahiran New York itu kembali berdenging, memecah kesunyian.
"Kami para guru, telah berunding dan sepakat bahwa kasus ini akan kita selesaikan sendiri tanpa melibatkan orang luar mengingat kerahasiaan identitas sekolah"
Hal ini sontak membuat gadis Asia yang bertugas meng-outopsi jenazah yang di temukan di kelasnya mendengus kesal. Dalam hatinya menyumpah serapahi lelaki tua tepat di depannya. Dasar otak rusak umpatnya dalam hati memaki.
"Dan, mengenai penyelidikan ini akan dilakukan oleh Nona Lukas."
Ucapnya lantang seraya mempersilakan guru muda berusia 20 tahun naik ke atas panggung tinggi 60 cm di samping, lelaki ras putih.
Delyna Lukas nama lengkapnya. Guru psikologi, wanita itu bertubuh tinggi, kurus, dengan postur tubuh tegak terlihat seperti orang yang merawat tubuhnya dengan olahraga pembentuk badan. Kulitnya berwarna Tan eksotis, dengan mata hitam yang tajam. Rambut lurus sebahu yang diikat lurus kebelakang memberi kesan elegan dan seksi menyatu. Mengenakan rok span hitam di bawah lutut dengan kemeja putih khas guru yang berada di sekolah elite ini. Dia tersenyum merasa terhormat akan kepercayaan tuan Anderson lalu bertukar posisi menuju podium.
Seluruh siswa masih anteng. Tidak ada yang keberatan mengenai siapa dan bagaimana penyelidikan ini dilakukan. Mereka tidak begitu memikirkan kasus ini sebagai kasus serius. Mereka justru berfikir lebih baik sudahi saja ini, kembalikan guru itu ke keluarganya lalu disemayamkan. Buat apa repot-repot mengurusi orang yang sudah pergi. Tentu ini juga akan menganggu kegiatan belajar.
Sebagiannya lagi merasa sedikit lega karena kasus ini ditindak tangani. Mengingat kematian tragis adalah bukan hal yang wajar yang ditakutkan mereka jika hal itu bisa saja mengenai mereka, dan mereka menganggap bahwa mereka terkurung di tempat bersama seorang pembunuh sadis.
Setelah sebagian orang sibuk dengan pikirannya masing-masing karena tak ada yang berani bergeming sedikitpun ketika ada seorang yang sedang berbicara di depan, akhirnya Delyna Lukas membuka suara.
"Seluruh siswa masuk kelas, kecuali. Leon, Kimberly, Naomi, Tuan David, Nyonya Emma. Nyonya Rosie. Cheryl dan Carrol."
Beberapa dari mereka saling pandang sebelum pergi seakan bertanya apa yang terjadi dengan mereka. Sebagiannya lagi, yeah mereka adalah siswa yang terlambat masuk dan tak tahu menahu keadaan di dalam sekolah mewah yang identitasnya rahasia.
"Untuk selanjutnya para guru silakkan mengajar kelas masing-masing. Dan tuan Anderson bapak dipersilakan untuk melanjutkan pekerjaan bapak yang lain," lanjut guru termuda itu dengan senyum ramah yang tak sedikitpun mengurangi ketajaman dari sorot matanya.
Mereka dipersilakan duduk di kursi yang telah dipersiapkan, setengah melingkar menghadap wanita berusia 20 tahun di depan.
Matanya tertuju pada Cheryl dan Carrol, dua gadis kembar identik dengan rambut blonde. Keduanya memiliki mata biru, dengan freckles yang menghiasi pipinya. Wajah chubby mereka terlihat memerah, dan matanya berkaca-kaca. Terlihat jelas mereka sedang menutupi rasa takut sekuat-kuatnya.
"Hi! Cheryl, Carrol"
Sapa, nona Lukas ramah untuk memberi sedikit ketenangan pada dua gadis berwajah menggemaskan itu.