Blurb
Cerita ini, bukan tentang cerita pasangan sesama jenis yang hidup dengan bahagia. Cerita ini juga bukan dilandasi kisah nyata yang tragis, tapi inilah hidup, terkadang kita harus bisa realistis dengan keadaan.
Menjadi seorang yang memerangi LGBT di era sekarang sangat lah sulit, dalam agama ku, dan agama lainnya, tentu hal ini sangat dilarang, bahkan ditentang secara hukum alam dan dunia. Tapi namanya manusia, mereka cenderung tidak peduli, dan mengatakan jika ini adalah 'hak' mereka sebagai manusia. Padahal, hidup ini bukan tentang bagiamana cara mereka memilih tujuan, tapi bagaimana cara mereka memutuskan untuk menjadi apa dalam kehidupan ini. Dan mereka sudah memutuskan, untuk menyimpang dari kebenaran yang ada.
Sudah lebih dari tiga kali kami memperingati mereka semua, tapi apa? Mereka malah semakin menyuarakan suara mereka, memperlihatkan bahwa mereka ada. Dan sekarang, adalah giliran kami untuk menunjukkan jika kami juga hidup, kami para pemberantas kaum LGBT yang semakin menampakkan diri. "Tidak perlu banyak basa-basi lagi, mereka sudah banyak dikirimi mediasi, tapi iblis yang bersemayam ditubuh mereka meminta kita untuk melenyapkannya saja." kira-kira, itulah yang ia ucapkan tepat dihari pertama kami beraksi, beraksi untuk melenyapkannya para kaum LGBT.
***