Lia: Built to Remember

Arya Sanubari
Chapter #10

Bab 8: Hari Ketika Kenangan Mulai Tercetak

Bab 8: Hari Ketika Kenangan Mulai Tercetak


[DAY 05/XX]


Pagi itu, Lok Baintan bernafas sedikit lebih ringan. Kabut yang biasa bergelayut berat di danau kini menipis, membiarkan langit biru muda mengintip di antara pepohonan. Suara burung-burung rawa, yang selama ini seperti enggan bernyanyi, mulai terdengar malu-malu.

Udara masih lembap, tapi membawa harapan samar di antara aroma lumpur dan dedaunan basah.

Yadi menyeret genset tuanya menuju gudang kecil di samping rumah. Keringat membasahi punggung bajunya, gerakannya lambat, tubuhnya masih terasa berat akibat memasang solar panel semalam.

Saat mendorong pintu gudang yang berat, matanya menangkap sesuatu. Sebuah kotak berdebu, tersembunyi di sudut.

Ia mendekat, membukanya perlahan. Di dalamnya, sebuah kamera polaroid tua, usang tapi utuh, terbaring seperti kenangan yang menunggu untuk dihidupkan.

Yadi mengangkat kamera itu. Tangannya menyapu debu dari bodinya.

Dari jendela gudang Yadi menatap jendela kamarnya, sebuah foto Yadi kecil bersama ibunya… tersenyum tanpa beban.

Yadi tersenyum kecil. Tanpa kata.

Ia membawa kamera itu, memasukkan genset ke dalam gudang, lalu mengunci pintunya rapat.


Di dalam rumah, Lia sibuk dengan percobaan kopinya. Panci enamel, termos kecil, sendok takar… semua berserakan di atas meja kayu.

Ia menggenggam cangkir dengan kedua tangan, menatap cairan hitam itu dengan ekspresi penuh tekad.

Namun suara Yadi memanggil dari luar membuatnya terkejut.

Tanpa pikir panjang, Lia menjatuhkan sendoknya, berlari kecil keluar, meninggalkan dapur yang berantakan.

Di halaman, Yadi berdiri sambil melambai, kamera polaroid tua di tangannya.

"Mau lihat sesuatu?" katanya.

Lia mendekat, matanya berbinar.

Yadi menjelaskan dengan sederhana, sambil mengelus bodi kamera. "Ini... untuk mengenang. Untuk menyimpan kenangan."

Lihat selengkapnya