Jam Menunjukkan pukul 04 : 00.
Leonapun segera turun ke bawah.
"Morn mah! Nana berangkat, ya!" Ucapnya kala melihat sosok ibundanya.
"Duh. Kenapa sih? Akhir akhir ini banyak banget tugas Osis? Masih Jam 4 pagi loh nak" Ucap Mamahnya Khawatir.
"Yaa, gitu deh. Dikit lagi turnamen. Mau bilang apa?" Ucapnya Malas
"Ini bekelnya, Jangan lupa dimakan. Awas kalo ga dimakan ya!" Seru Mamahnya mengingatkan
"Iyaa, dimakan kok" Leona pun beranjak dari kursi meja makan
"Ngga bareng papah?" Tanya Mamahnya lagi
"Kelamaan! Keburu kering aku!" Serunya tidak terima.
"Haha, yaudah. Hati² ya" pesan Mamahnya
"Yoiii" Leonapun mencium tangan Sang Ibunda.
***
"Pagi Pak Adi!" Ucap Leona menyapa Sopir keluarganya
"Pagi Non Nana, Kita langsung berangkat, Non?" Balas Pak Adi seraya membuka Pintu Mobil
"Iyaa! Makasih ya, Pak!" Leona pun masuk ke dalam Mobil, Mereka pun segera berangkat ke Sekolah Leona.
**
"Pak, Makasih ya! Maaf ngerepotin Pagi²" Ucap Leona kepada Pak Adi
"Gapapa Non. Kan memang tugas saya" Ucap Pak Adi tersenyum
"Saya duluan ya pak" Ucapnya sambil melambaikan tangan
Ia pun Menyapa Security Sekolahnya, Mengambil Kunci Ruangan Osis, dan kemudian Masuk ke Sekolah.
Sunyi, Sepi dan Gelap.
Cocok sekali untuk kalian yang ingin menguji Nyali. Terlebih, Sekolah Leona adalah Sekolah yang bergedung Lama. Sekolahnya sudah berdiri sejak tahun 1800san. Tidak ada yang tahu tepatnya.
Yah, Tapi dia sudah biasa. Awalnya memang mengerikan. Tapi apa boleh buat, kan? Itu Kewajibannya sebagai Wakil Ketua Osis.
Dia pun kembali berjalan Menelusuri Koridor Koridor sekolah. Seram, Tapi mau bagaimana lagi? Dia pun melewati Salah 1 Perpustakaan sekolahnya.
Perpustakaan yang paling dihindari karena begitu banyak mitos di perpustakaan itu. Tapi, Perpustakaan itulah yang memiliki Koleksi buku yang Komplit. Hampir semua buku ada di perpustakaan itu, Jadi, Perpustakaan itu sudah tak jarang lagi di kunjungi.
Tetapi, Ada sebuah cermin, Tepat di bagian tengah perpustakaan, yang terkenal dengan ke 'Mistis' an nya. Leona sebetulnya tidak terlalu peduli, Tapi tetap saja dia sedikit takut. Dia pun Sampai di Ruang Osis, Kemudian membukanya
"Huaah! Sampe juga!" Leona pun merebahkan dirinya di salah 1 Sofa yang terdapat di Ruangan Osis
"Iqbal belom dateng ya? Ais. Kebiasaan sih!" Leona Menggerutu
Yup! Iqbal, Sahabatnya, Adalah Ketua Osis disekolahnya. Lalu, Mengapa Wakil ketua Osis bukan Arina? Karena Arina tidak bisa berbicara di depan Umum. Dia malah jadi demam Panggung
Leona pun beranjak dari Sofa dan kembali ke Meja dan tempat Duduknya.
Ia pun mengeluarkan beberapa berkas dan Kertas², Lalu kembali menggerutu.
"Aku ini murid Sma / Orang Kantoran? Cih." Dia pun kembali mengerjakan tugas nya dengan serius.
3 menit..
5 menit..
7 menit..