Liburan Bersama The Corrs di Indonesia!

Shabrina Farha Nisa
Chapter #32

Epilog: Album "Nusantara Whispers"

Setahun berlalu sejak petualangan 30 hari yang mengguncang (dalam artian baik dan kocak) Istana Negara dan pelosok Nusantara. Kehidupan Presiden Nisa Farha dan First Gentleman Reza Satria perlahan kembali ke ritme normal kenegaraan, meskipun "normal" versi mereka kini terasa sedikit berbeda. Ada sebuah sertifikat "Tour Guide Terbaik (dan Tersabar) Sedunia" berbingkai emas miring yang dipajang dengan bangga (sekaligus geli) di sudut ruang kerja Nisa. Frekuensi harmoni baru dalam hidup mereka terasa begitu nyata.

Sementara itu, di belahan bumi lain, di tengah hujan gerimis khas Irlandia, The Corrs tidak tinggal diam. Inspirasi yang mereka dapatkan dari perjalanan sebulan di Indonesia ternyata bukan sekadar janji manis. Setelah berbulan-bulan mengurung diri di studio (diselingi beberapa kali video call penuh tawa dengan Nisa, Reza, dan Alex untuk 'konsultasi lirik' atau sekadar bertanya kabar), mereka akhirnya merilis album terbaru yang sangat ditunggu-tunggu.

Judul albumnya? "Nusantara Whispers".

Dan album itu... benar-benar berbeda. Masih ada ciri khas harmoni vokal dan sentuhan Celtic The Corrs, tapi kali ini dibalut dengan aransemen yang kaya akan bunyi-bunyian Indonesia. Ada suara gamelan Bali yang samar, ada ritme gendang Dayak yang menghentak, ada melodi suling Sunda yang mendayu, bahkan ada sampling suara "klotok... klotok..." mesin kapal di salah satu lagu instrumental.

Liriknya pun tak kalah unik. Selain lagu-lagu cinta, terselip beberapa lagu yang jelas terinspirasi dari perjalanan mereka. Ada lagu berjudul "Ode to the Stingless Jellyfish" (lagu ambient yang menenangkan), ada "Sandalwood Horse Serenade" (lagu folk akustik), ada "My Arsik Heart" (lagu pop ceria tentang makanan terenak yang pernah mereka coba), dan tentu saja, single andalan yang video klipnya bikin heboh: "Lost in the Floating Market (Where's My President?)".

Video klip lagu itu benar-benar sebuah mahakarya komedi (yang mungkin tidak disengaja). Video itu menampilkan The Corrs yang mencoba berinteraksi di sebuah pasar terapung di Kalimantan. Di tengah keriuhan pasar, ada adegan di mana Nisa, yang mencoba membeli buah rambutan dari atas perahu, tiba-tiba perahunya terbawa arus sedikit menjauh dari rombongan. Ekspresi panik (tapi tetap berusaha anggun) Nisa saat mencoba mendayung perahunya kembali menggunakan sebatang pengait buah, sementara The Corrs melambai-lambai heboh dari perahu lain, menjadi puncak kelucuan video itu. Ditambah lagi dengan subtitle terjemahan lirik yang kadang sengaja dibuat sedikit lebay atau salah konteks oleh Alex, video klip itu sukses viral di seluruh dunia, membuat orang tertawa sekaligus penasaran dengan Indonesia (dan Presidennya yang ternyata bisa nyasar juga).

Nisa dan Reza menonton video klip itu untuk pertama kalinya saat sedang bersantai di paviliun. Awalnya Nisa sedikit protes ("Alex! Kenapa adegan memalukan itu yang dimasukkan?!"), tapi akhirnya ia tidak bisa menahan tawa melihat ekspresi wajahnya sendiri. "Ya sudahlah," katanya pasrah. "Anggap saja ini promosi pariwisata gratis. 'Kunjungi Indonesia, tempat bahkan Presidennya pun bisa tersesat di pasar terapung!'"

Album "Nusantara Whispers" sukses besar. Musik mereka yang unik, perpaduan antara Celtic dan Nusantara, dianggap membawa angin segar. The Corrs bahkan memenangkan beberapa penghargaan musik internasional bergengsi.

Lihat selengkapnya