Pagi hari kesembilan belas di Maratua seharusnya menjadi pagi yang penuh kedamaian. Suara ombak tenang memecah di bawah bungalow, angin laut sepoi-sepoi mengibarkan tirai tipis, dan matahari tropis bersinar cerah menjanjikan hari yang indah untuk bersantai. Namun, kedamaian itu sedikit terusik oleh suara pekikan tertahan yang berasal dari bungalow sebelah, tempat Caroline dan Andrea menginap.
"TIDAAAAK! APA YANG TERJADI DENGAN KULITKU?! KENAPA AKU BELANG SEPERTI SEMANGKA BUSUK?!"
Nisa dan Reza, yang sedang menikmati kopi pagi di teras bungalow mereka, saling pandang. "Sepertinya... ada 'korban' baru dari matahari Derawan," gumam Reza.
Mereka bergegas menuju bungalow si bungsu Corr. Pintu terbuka, menampilkan Caroline yang sedang berdiri di depan cermin besar, menatap pantulan punggung dan lengannya dengan ekspresi horor maksimal. Andrea berdiri di sebelahnya dengan ekspresi campuran antara kasihan dan ingin tertawa.
"Nisa! Reza! Lihat ini!" seru Caroline panik sambil membalikkan badan, menunjukkan punggungnya.
Dan pemandangan itu memang... cukup mencengangkan. Kulit punggung dan lengan Caroline, yang kemarin begitu antusias berenang berjam-jam di Danau Kakaban mengejar ubur-ubur tanpa kenal waktu (dan tanpa ingat mengoles ulang sunblock), kini menampilkan pola warna yang sangat artistik sekaligus tragis. Sebagian besar kulitnya memerah seperti kepiting rebus, menandakan sunburn yang cukup parah. Namun, ada beberapa area lain yang tertutup tali baju renangnya yang warnanya masih putih pucat khas kulit Irlandia, dan entah bagaimana, ada sedikit semburat hijau samar di beberapa titik (mungkin bekas lumut danau yang menempel?).
Merah... Putih... Hijau samar...
Alex, yang ikut datang karena mendengar keributan, adalah yang pertama menyadarinya. Matanya membelalak, lalu ia berusaha keras menahan tawa. "Tante Caroline... punggung Tante... kayak bendera Irlandia!"
Seketika, semua mata tertuju pada punggung Caroline, lalu pada Bendera Irlandia yang kebetulan ada di gantungan kunci tas Sharon. Dan memang benar! Pola merah-putih-hijau samar di kulit Caroline secara kebetulan membentuk gradasi warna yang mirip sekali dengan bendera tanah air mereka!