Liburan Bersama The Corrs di Indonesia!

Shabrina Farha Nisa
Chapter #9

Pantai Privat Lombok dan Resep Ayam Taliwang Gosong ala The Corrs

Perpisahan dengan hawa sejuk Malang dan kenangan Rawon Setan (yang masih membuat Andrea sedikit bergidik kalau teringat namanya) terasa manis sekaligus penuh antisipasi. Tujuan berikutnya: Lombok! Pulau eksotis di Nusa Tenggara Barat yang menjanjikan pantai berpasir putih, air laut biru kehijauan, dan tentu saja, tantangan kuliner baru yang siap menguji lidah (dan kesabaran) The Corrs.

Penerbangan menuju Bandara Internasional Lombok Praya berjalan mulus. Kali ini, Jim tidak terlalu banyak bertanya tentang mesin pesawat, sepertinya ia masih sibuk merenungkan misteri debu vulkanik Bromo. Andrea sudah lebih siap dengan penutup mata dan playlist musik penenang untuk mengantisipasi turbulensi (yang ternyata tidak ada). Sharon asyik membaca buku tentang budaya Sasak yang dipinjamkan Nisa, sementara Caroline sibuk mengedit video lomba makan apel kemarin untuk diunggah ke akun private Instagram-nya.

Begitu mendarat di Lombok, perbedaan suasana langsung terasa. Udara lebih hangat, lebih kering, dengan aroma laut yang samar tercium. Sambutan di bandara tentu saja sudah diatur sedemikian rupa oleh tim protokoler gabungan Istana dan pemerintah daerah, tapi Nisa memastikan suasananya tetap santai. Ada alunan musik Gendang Beleq yang menghentak menyambut mereka, membuat Caroline langsung manggut-manggut mengikuti irama.

"Ini baru musik yang membangkitkan semangat! Dugem versi lokal!" serunya.

Perjalanan menuju penginapan mereka di kawasan pantai selatan Lombok (dipilih lokasi yang agak terpencil untuk privasi maksimal) menyajikan pemandangan yang berbeda dari Jawa. Bukit-bukit kapur yang tandus namun eksotis berpadu dengan garis pantai biru yang memukau. Rumah-rumah penduduk dengan lumbung padi khas Sasak tampak unik di sepanjang jalan.

"Tempat ini terasa... lebih liar? Lebih raw?" komentar Sharon, mencoba mencari kata yang pas.

"Betul, Sharon. Lombok punya pesonanya sendiri. Lebih tenang dari Bali, tapi alamnya tidak kalah gahar," jawab Nisa sambil menunjuk ke arah pantai berpasir putih yang terlihat di kejauhan.

Penginapan mereka bukan hotel megah berbintang lima, melainkan sebuah komplek vila privat yang sangat indah, terletak di teluk kecil tersembunyi dengan akses langsung ke pantai berpasir putih yang sepi. Setiap vila memiliki kolam renang pribadi kecil dan teras yang menghadap langsung ke laut. Benar-benar definisi surga dunia untuk relaksasi.

"YA TUHAN! GILAAAA! APAKAH KITA BARU SAJA MASUK KE DALAM BROSUR PARIWISATA?!" pekik Andrea saat melihat pemandangan dari teras vilanya. Hamparan pasir putih bersih, air laut gradasi biru kehijauan yang jernih, dan nyiur melambai. Ia langsung menjatuhkan tas tangannya dan berlari kecil menuju bibir pantai, mengabaikan teriakan Alex yang mengingatkannya untuk memakai sunblock dulu.

Caroline dan Sharon tidak kalah terpesona. Mereka langsung mengeluarkan ponsel masing-masing, sibuk mengabadikan setiap sudut keindahan pantai privat itu. Jim? Ia menemukan sebuah batu karang besar di tepi pantai dan langsung duduk di atasnya, memandang ke laut lepas dengan tatapan penuh perenungan. Apakah batu karang ini adalah manifestasi fisik dari ketidakpastian gelombang, atau hanya penanda geologis dari batas daratan dan lautan? Entah apa lagi yang ada di pikirannya kali ini.

Lihat selengkapnya