Prang!
Tangan Nindya reflek menjatuhkan gelas yang dipegang. Kabar itu tentu membuatnya terkejut setengah mati. Ia tidak membayangkan kejadian seperti itu terjadi di kehidupannya.
"Ibu gak mau tahu kamu harus bisa terima dengan keputusan kami." Ucapnya sambil mencuci tangan sebelum makan.
"Tapi, Bu..." ucap Nindya berusaha menolak.
Ibu Nindya membalikkan badannya sambil menghela nafas lalu menjawab, "Ini udah jadi keputusan yang bulat, Nak," ucapnya lagi.
Bagaimana bisa mereka membuat keputusan tanpa sepengetahuan gue?
Nindya menggelengkan kepalanya tidak setuju. "Ibu tahu, kan, kalau sebentar lagi aku lulus sekolah?"
"Iya tahu. Memangnya kenapa?"
Nindya semakin melongo, "lho? Gimana sih, Bu. Kok malah kenapam Aneh banget ibu ini"