Life Haters

Purnabati.cerita
Chapter #5

Untuk Lelaki itu

Hai, Wan. Bagaimana kabarmu? Aku yakin kamu selalu baik-baik saja, walau dibumi kata baik-baik saja enggak pernah jadi kata yang termasuk kata dari lisan yang mengungkapkan soal kejujuran.

Wan, aku tidak punya waktu untuk memikirkanmu, menyukaimu, apalagi mencintaimu lagi. Wan, aku menuliskanmu disini, bukan untukmu, apalagi meminta perhatianmu. Tidak, Wan. Aku menuliskannya karena aku ingin menuliskannya. Aku hanya ingin berbagi, barangkali ada lelaki yang besar hatinya sepertimu dan ketegaan hatinya persis denganmu, maka biar aku ajarkan perempuan itu tetap baik-baik saja tanpa menyakiti dan merendahkan dirinya sendiri. Agar ia jadi percaya bahwa setelah ia dipaksa untuk berhenti mencintai seseorang, ia akan dapat yang lebih baik soal menyembuhkan lukanya.

Oh ya, Wan. Soal ini. Soal kamu yang aku masukkan kedalam cerita, aku tau kamu tidak akan tau karena sepertinya kamu bukan makhluk lugu sepertiku yang berteman dengan sajak-sajak, tulisan-tulisan, dan buku-buku. Tapi jikalau kamu tau, aku yakin kamu tidak akan peduli. Ya, seperti bagaimana aku yang tidak memintamu peduli.

Wan, dengan menuliskanmu, aku berarti sudah benar-benar dibenci olehmu. Biar. Biar aku membunuhmu dengan membuatmu benci setengah mati denganku. Karena aku senang melihatmu menyimpan perasaan benci yang dalam, ya artinya aku mendapatkan apa yang aku benar-benar tunggu. Sedang kamu? Kamu tidak dapat apa-apa dari membenciku. Silahkan lanjutkan rasa benci itu. Silahkan bunuh dirimu sendiri dengan rasa bencimu terhadapku.

Wan, dulu sewaktu kamu bilang aku mengejarmu dan aku adalah perempuan tidak punya harga diri juga ganjen, aku sangat jatuh saat itu. Karena yang aku tau, aku cuma menyukaimu karena teman-temanmu yang lebih dulu menjodohkan aku denganmu. Padahal disitu posisinya aku tidak mengenalmu. Aku cuma mengenal teman-temanmu, lalu tanpa sebab temanmu bilang aku menyukaimu, belum lagi teman-temanmu menarikku agar aku dan kamu berdekatan. Tapi untung saja tenagaku lebih kuat. Jadi mereka melepas tanganku.

Lihat selengkapnya