“Percaya tidak, aku bisa menghidupkan orang mati?”
Aku mencebik. Memandangnya lagi dengan malas tanpa memberikan jawaban apa-apa.
“Suatu saat, akan kubuktikan!”
Pisau itu menghujaniku. Perih di semua bagian. Rasanya sesak, aku sulit bernapas. Badanku gemetar dan tumbang tanpa bertopang pada apa-apa. Terbaring di tanah sambil menghadap ke depan. Samar, mereka berlari sambil berteriak. Dua orang. Nean kah? Adhy?
Seseorang merengkuh tubuhku, hanya diam sampai orang lain datang dan merebut diriku untuk dipeluknya. Aku mengerang tertahan, kehabisan tenaga bahkan sekadar untuk mengeluh kesakitan.
“El, tenang. Semua akan baik-baik saja. Kau pasti selamat.” Suara Adhy. Dia terdengar panik.
“Jaga dia,” ucap Nean yang sepertinya semakin menjauh.
Pandanganku mengikuti pria itu, dia menggeram kuat sambil mengepalkan tangan. Bersiap dengan pedang dan pisau yang sebelumnya dipinjamkan padaku. Lama-lama semua semakin gelap. Aku tak tahu apa yang selanjutnya ia lakukan. Hanya lirih terdengar suara Adhy frustrasi sambil menepuk pipiku pelan dan mengguncangkannya beberapa kali. Percuma. Aku mungkin benar-benar akan mati.
****
Aku tak tahu sudah seberapa lama aku mati. Tapi, tempat apa ini? Kenapa aku ada di sini?
Mataku memicing karena silau. Ruangan ini sangat terang, namun di pinggirannya seperti ada banyak cabang gelap. Aku memilih salah satu jalan yang berada di sebelah kanan tempatku duduk. Meraba-raba pada dindingnya, sambil berusaha melihat sekitaran.
Di ujung sana, terdapat sebuah pendar putih seperti saat aku bangun pertama kali. Hanya saja yang ini tidak sesilau tadi. Ruangan itu dipenuhi dengan perlengkapan elektronik. Juga buku-buku yang beterbangan. Tampak seseorang dari balik sebuah monitor raksasa di udara. Tangannya dengan cekatan mengutak-atik sesuatu, yang sama sekali tidak aku tahu.
Aku mengetuk dinding ruangan. Takut kalau-kalau akan mengganggunya. Namun, dia seperti tak merespon kehadiranku. Masih sibuk dengan apapun yang ada di layar monitor yang menghadap berkebalikan dari arah pintu tempatku masuk.
Kulihat, ada banyak cabang juga yang bisa dilalui lewat ruangan ini. Seperti labirin. Mungkin dari arah manapun bisa sampai kemanapun. Yang mana, jika aku tidak bisa menemukan jalan pulang, maka aku akan selamanya berada di tempat ini.
Pulang?