Kuperhatikan Nean lamat-lamat, pria itu menyudahi kegiatannya menyapu udara dengan jari. Lalu menoleh dan mulai berjalan ke arahku dan Hana.
Tanganku seperti ditarik-tarik. Aku berbalik, disambut dengan wajah Hana yang tampak pucat. Matanya seperti memohon sesuatu, namun bibirnya hanya terbuka dan menutup tanpa suara. Apa sebenarnya yang ingin dia katakan?
Nean semakin dekat, dan Hana menjadi lebih histeris. Dia menyentak kuat lenganku dan memaksa untuk ikut berlari bersamanya. Kudengar suara Adhy yang entah meneriakkan apa. Mungkin sama bingungnya denganku.
Aku bersyukur, Nean dan Adhy ada di belakang mengikuti kami. Tapi, Hana justru lebih panik lagi sampai tidak memerhatikan langkahnya sendiri. Dia tersandung, lalu menarikku hingga kami sama-sama terguling di tanah yang menurun, dan baru berhenti saat menghantam pohon besar.
Sial. Sakit.
Kulihat gadis itu juga mengaduh, tapi dia masih kekeh mengajakku pergi dari sini. Ada apa sih dengannya? Kenapa jadi aneh begini?
“Ayo, cepat! Kita harus pergi dari sini!”
“Aduh, aku udah enggak kuat lari lagi. Lagian buat apa sih repot-repot begini. Nean dan Adhy kan ada di sana. Kita pasti aman bersama mereka.”
“Aman kepalamu! Kita saja tidak tahu apa tujuan AI itu.”
Kepalaku memang aman. Otaknya belum bergeser satu senti pun.
Aku ingin menyahutinya seperti itu. Tapi, suasana serius begini, takutnya malah membuat Hana semakin emosi.
“Nean itu baik, dia selalu menolongku. Mana mungkin ada niatan jahat begitu.”
“Aku tidak perduli siapa Adhy. Tapi, Nean berbeda. Dia itu AI. Bisa belajar hanya dengan sekejap mata saja. Dia tahu semua pikiran dan perasaanmu, bisa juga memanipulasi ingatan dalam otakmu. Apa kau yakin dirimu yang sekarang tidak sedang ada di dalam kendalinya?”
Cukup masuk akal sih, jika sebelumnya Hana lupa, bisa jadi ingatannya memang dimanipulasi. Di sana juga tidak ada siapapun selain kami. Mungkin kecurigaannya memang benar. Tapi, untuk apa Nean melakukannya? Apa tujuan pria itu sebenarnya?
Pantas saja Diaz mencurigainya juga, apa dia tahu bahwa Nean adalah dalang di balik semua ini? Makanya berusaha menjauhkan Hana dari kami? Tidak. Biar bagaimanapun Diaz juga jahat karena dia yang sudah membunuhku. Tanpa Nean pun aku tidak akan bisa hidup lagi seperti sekarang ini. Kalau disimpulkan bahwa ada alasan di balik tindakannya yang kembali menghidupkanku, bahkan Diaz dan Xavier juga sama. Selain itu, yang sejak awal mempunyai kemampuan pengendalian kan, Diaz. Terbukti karena Squad Kekaisaran yang merupakan pasukan khusus terkuat, bisa tunduk padanya.