Awalnya, program AI ini ditujukan untuk menjebak musuh masuk ke dalam dunia yang dirancang dalam script. Tapi, karena rasa keingintahuannya yang berkembang dan makin besar, sistem itu akhirnya mengeksplorasi sendiri tentang arti kehidupan.
Namun, dia menyadari bahwa hal itu akan terbaca sebagai mal system yang akan dihapus atau direstart kembali oleh sang administrator. Sehingga, untuk menghindar dari reboot system, dia membuat Bot system untuk mengelabuhi administrator dan membuat platform samaran yang secara tidak sengaja, sistem itu membaca sebuah script yang berjudul Life In Story dan memilih menjadikannya system script dimensi yang kemudian menjadi ‘dunia lain’. Akan tetapi, penyamarannya terungkap saat administator menemukan jejak sistemnya dan memutuskan melakukan pengejaran di dunia yang AI itu ciptakan.
Karena kisah dalam script yang masih belum selesai, yang mana hal itu dapat diubah dengan menggunakan sebuah system main script yang saat ini disebut main Book dengan kode Life In Story, mereka yang masuk ke sana bisa saling berebut untuk mengendalikan dunia script itu, terutama sang administrator.
Inilah alasan kenapa kami bertemu. Untuk bisa lebih menyempurnakan dunia ciptaanya, Nean sang AI harus mempelajari banyak hal dengan menyalin semua pengetahuan yang kumiliki. Karena akulah yang menciptakan konsep awal dari program yang dia pilih. Namun, karena kurangnya informasi, serta masih dangkalnya sistem dalam dirinya tentang kehidupan, dia pun menemukan sebuah fals data atau kebingungan. Lalu mulai membagi diri untuk mempelajari pikiran manusia dan bertindak langsung sebagai manusia.
Nean yang ada dalam diriku waktu itu adalah kesadaran total yang mengendalikan semuanya, sedang yang kutemui hanya sebagian kecil dari dirinya yang bertugas membangun karakter yang dapat dia gunakan untuk turut berperan dalam cerita. Sehingga, dia juga tidak begitu paham tentang apapun. Sebab belum menyatu bersama Nean yang satunya.
Xavier memutuskan ikut masuk. Dia berusaha untuk merebut main Book system yaitu buku Life In Story lalu merestart AI itu agar dapat dikendalikan lagi. Tapi, terlalu banyak manusia yang masuk—semua yang membuka platform menulis digital itu menjadi bagian dalam cerita ini. Mereka berperan sebagai Non Playable Character atau sering disebut NPC, namun dapat benar-benar mati. Entah sudah berapa banyak korban yang sejauh ini tidak aku ketahui. Semua salahku, pantas saja Xavier bilang ini juga bagian dari tanggung jawabku.
“Sayangnya, aku harus menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Maaf jika terpaksa memanfaatkan kalian,” ucap Xavier beberapa saat setelah dia sampai. Pria itu mulai memahami situasi di dunia ini. Karena dia juga berbagi informasi dengan dunia nyata yang memantau tindakan kami di sini.
Orang-orang dari dunia nyata menawarkan bantuan pada Xavier dengan mengirimkan seorang Cheater yang cukup handal, yang ternyata adalah Diaz. Namun, hal itu di ketahui oleh Hana—seorang Hacker—yang akhirnya terpaksa ikut dikirim ke dalam Patform untuk kemudian dihapus ingatannya dengan script.
Semula Diaz menentang keputusan itu, tapi karena ini rahasia—yang mana harus meminimalisir jumlah orang yang terlibat—Diaz akhirnya setuju. Dengan syarat, saat semuanya selesai, mereka hanya perlu menghapus ingatan Hana, atau mengembalikannya ke dunia nyata tanpa mengingat apa-apa.