Life in Story

Dian Ayu
Chapter #27

EPILOG

Aku seperti terjatuh dari ketinggian yang tak tahu seberapa dalam. Tapi, rasanya seperti mengambang dan berputar-putar. Mati rasa.

Pikiranku menjadi satu-satunya bagian tubuh yang masih bekerja. Mulai mendata apa saja yang sempat kualami selama beberapa waktu singkat yang terasa begitu lambat.

Script. Pertarungan. Kecewa. Pengorbanan. Serta kuasa penuh sebagai pencipta sebuah dunia.

Telampau mustahil seperti mimpi. Sangat nyata jika disebut ilusi.

Tampak beberapa selang dan alat-alat yang terhubung padaku, dengan suasana dominan putih, serta aroma khas bat-obatan. Aku megap-megap mencari udara, sementara tubuhku tidak dapat kurasakan keberadaannya.

“Sisca, akhirnya kamu sadar, sayang.” Sebuah suara terdengar, begitu familiar hingga kusadari adalah milik Mama. Dan kudapati Papa juga ada di sana, sambil menangis entah karena apa. Mereka tampak lelah dengan wajah pucat, seperti tidak tidur selama berhari-hari.

“Pa, Ma,” lirihku.

Kesadaranku belum pulih sepenuhnya, aku bahkan lupa pada kejadian yang membuatku berada di sini saat ini. Hingga terdengar beberapa bisikan orang-orang tentang korban yang tiba-tiba terlelap beberapa hari lalu. Sebagiannya meninggal, sedang lainnya sadar secara bersamaan.

Tunggu dulu. Sepertinya aku tahu situasi ini.

Katanya, ada senyawa yang terkandung dalam udara, yang bisa menjadi sumber masalahnya, seperti di sebuah desa dari kanal berita Kazakhstan. Sebuah daerah yang terjangkit wabah ini memiliki gejala halusinasi, pusing, hingga daya ingat yang lemah sampai hilangnya ingatan.

Lihat selengkapnya