Life Of Maharani (2)

Wachyudi
Chapter #7

Bianica Mahalini

Aku cukup populer di kelasku, karena selain sebagai murid unggulan aku adalah cowok yang lumayan keren. Sebagai murid yang masuk lewat jalur beasiswa aku termasuk murid yang pintar. Kelasku adalah kelas unggulan, 12 excellent A angkatan 2015. Hanya ada satu orang yang diatas ku, menempati peringkat kedua bukan masalah karena bisa masuk di kelas yang berisi 30 anak terpintar di satu angkatan saja sudah sesuatu yang luar biasa. Anyway aku cukup percaya diri dengan diriku ini, tampan, pintar, berbakat. Dan aku sedang jatuh cinta pada seorang gadis di angkatanku. Bian, Bianica Mahalini, dengan menyebut namanya saja kau pasti sudah bisa menerka bahwa ia adalah sosok cewek keren yang cantik dan menarik. Dan betul, ia adalah gadis tercantik di sekolahan, "sang dewi" di angkatanku.

Bian adalah kapten girlband New Velvet, New Velvet sendiri adalah girlband angkatan kedua di sekolahku. Semula namanya Pink Velvet yang didirikan oleh tiga orang senior, detailnya aku tidak paham karena dari lima orang member Pink Velvet hanya kak Ivory yang masih sering kulihat datang ke sekolah dan itupun dia juga sudah lulus.

Kalo New Velvet aku bisa jelaskan, terdiri dari empat anak cewek populer di sekolahku. Bianica Mahalini atau Bian, mawar tercantik di dunia, sang kapten New Velvet. Suaranya juga indah, ia anak yang cukup populer. Selain aku, banyak cowok yang mengincarnya juga, berusaha jadi pacarnya. Yang kudengar, kakaknya, Angrea Mahalini juga primadona pada saat jamannya, enggak heran sih.

Lalu ada Elfira Squeenza, yang akrab dipanggil Fira. Ia juga cukup manis, tipe cewek feminim garis keras. Gigi gingsulnya jadi ciri khas ketika ia tersenyum. Seperti Bian, Fira juga punya bulu mata yang lentik, tapi belum se-maut Bian. Fira juga populer di kalangan anak cowok dan cewek. Ia pemegang vokal dua di New Velvet. Fira sekelas denganku di 12 excellent A.

Lalu ada Mio Sillolita, bisa dipanggil Mio, Sillo, atau Lita, di Velvet kode namanya Sillo. Sillo adalah cewek imut, secara harfiah ia memang bertubuh mungil. Agak mirip dengan Fira, Sillo mempunyai ciri khas di senyumnya yang selalu menampakan gigi kelincinya yang membuatnya tampak manis. Sillo cukup populer juga bahkan di kalangan guru. Dan yang tak kuduga, Sillo ternyata adalah rapper sama sepertiku yang menyukai musik rap.

Lalu ada adik kelas mereka yang juga adik kelasku, Britania dengan kode nama member Tania. Nama panjangnya entah siapa ...

Tania adalah tipe cewek tomboy yang senang bersaing meski agak pemalu. Aku tahu ini dari Fira. Selebihnya aku tidak tahu karena memang Tania beda angkatan.

"Aoki, Aoki ..." Sebuah suara menyadarkanku dari lamunan.

"Eh sorry, sampe mana tadi?" tanyaku, rupanya sendari tadi aku melamun.

"Sepuluh menitan deh saya ngejelasin tentang perambatan cahaya dan mekanika air kamu justru melamun," protes Marvellina.

Ia adalah Marvellina Maharani, Marvellina adalah teman baikku. Aku mengenalnya dulu waktu masih di junior high school sebagai siswi 'import'. Ia lumayan cantik sih, blasteran Perancis-Minang. Orangnya baik dan mudah untuk dimintai tolong. Dua alasan aku berteman dengannya adalah karena ia si Rangking satu yang selalu kuminta bantuan kali aku lagi mentok. Dan alasan kedua adalah karena Marvellina adalah soulmatenya Bian.

"Melamuni apa sih? cewek ya," tanyanya penasaran.

Aku tersenyum, serasa tertangkap basah.

"Hmmm yaaa ... enggak koq," jawabku berbohong.

"Bentar lagi ujian, apa kamu mau tersalip sama yang lain?" ujarnya, serasa digurui aku.

"Ya ... enggak sih, beasiswaku juga mewajibkan untuk tetep di sepuluh besar," jawabku sambil mengigit ujung pulpenku.

"Iya deh melamuni cewek, siapa hayoo?" ia malah mendesakku.

"Yeee terus kenapa coba ... kamu cemburu ya?" maksudku bercanda.

Marvellina terdiam sebentar, jangan-jangan dia tersinggung. Melihat cewek berwajah bule lancar berbicara bahasa Indonesia itu aneh rasanya.

"Apaan, enggak ...! silahkan aja mau melamuni cewek juga," jawabnya.

"Aku kepikiran Bian sih," ujarku.

Ia lalu mendadak menatapku sambil memasang wajah kaget.

"Bianica? Mahalini," tanyanya.

"Ia terus siapa lagi?" Aku tegaskan maksudku.

"Kamu suka?" Marvellina menunduk menatap bukunya sambil kembali menulis.

"Iya aku suka Bian, rencananya hari ini aku mau ngajak dia jalan terus nembak dia," ucapku menceritakan rencanaku pada Marvellina.

"Hmm kamu yakin... Bian itu kan ..." ujarnya tidak diselesaikan.

"Apa?" tanyaku.

"Bian tuh agak player, playgirl gitu. Apa enggak nyari yang lain?" jawabnya.

"Masa? enggak percaya, dia enggak ada kabar jadian sama cowok tuh," protesku tidak terima mendengarnya.

"Emang enggak jadian, tapi banyak cowok yang dimanfaatin sama Bian, dia seneng mempermainkan cowok," Marvellina tetap bersikeras.

"Tunggu kamu kan soulmatenya, koq nyebarin gossip sih? kan nusuk dari belakang namanya!" aku agak tidak suka dengan perkataan Marvellina tentang Bian.

"Sorry Aoki, tapi ini juga Bian enggak apa-apa kalo aku kasih tahu ke orang lain. Serius, dia enggak peduli kalo sifatnya ini diketahui orang lain," jawab Marvellina.

Apa-apaan coba, sahabat macam apa yang menjelekkan sahabatnya di depan cowok yang lagi suka sama sahabatnya itu?

Lihat selengkapnya