Life Of Maharani (2)

Wachyudi
Chapter #10

They coming

Empat sosok gadis-gadis muda tampak berbaris di lobi kedatangan Bandara Schipol Amsterdam. Masing-masing dari mereka mengenakan outfit yang menyesuaikan dengan iklim yang lebih dingin disini.

"Ok guys kita udah sampai nih," ujar kak Vero tersenyum lebar.

"Terus kemana?" Kak Angrea bertanya.

"Ya kita tunggu di ruang tunggu kedatangan aja kak, kemungkinan kak Daniella udah lagi nunggu di sana," jawabku.

"Ok kuy, ada yang bisa bahasa Belanda?" Kak Vero bertanya.

Aku, kak Angrea, dan Ivory terdiam menyadari kalo nyatanya kami tidak bisa bahasa Belanda.

"Enggak bisa ya, hahahaaa tenang ada ranking dua TJ High school disini," jawab kak Vero berbangga ria.

"Kakak bisa? wiuuiih keren," ucapku melongok ke kak Vero.

"Owwwh enggak Vior, cuma belajar sedikit buat kalo nanya jalan aja sama toilet aja," jawab kak Vero melambaikan tangan dengan gestur 'tidak'.

"Brruuuuttt ... sia-sia berharap," kuruncingkan bibir lalu meniupnya hingga mengeluarkan bunyi.

Kak Angrea menatap tajam kak Vero kesal, Ivory terkekeh sambil mengelengkan kepalanya dan menunduk.

Kamipun memutuskan menelpon kak Daniella dan kemudian menunggu di lobi kedatangan. Kak Daniella sudah sedang menunggu kami disana sambil mengangkat sebuah papan tinggi-tinggi bertuliskan 'PINK VELVET'.

---

"Hoeveel kost het, meneer?" tanya kak Vero pada kasir mini market di bandara.

"Acht euro," jawab si pria berumur 30 tahunan itu.

Kak Vero memberikan selembar uang. Lalu si kasir memberikan kembalian.

"Hartelijk dank," ujar si kasir berambut pirang itu.

"Graag gedaan," jawab kak Vero.

Lalu kami berjalan kembali ke Kak Daniella, Kak Angrea, dan Ivory yang sedang menunggu di mobil.

Lihat selengkapnya