First round
16 girl grup yang terpilih akan mengikuti babak penyisihan menjadi delapan besar, yang lalu akan mengikuti lima episode babak eliminasi lanjutan, hingga menjadi tiga besar dan berlanjut ke final dengan dua girlband yang memperoleh nilai dan poling tertinggi.
Final akan mempertemukan kedua girl grup ini, dan bersaing memperoleh posisi pertama dan tentunya memperoleh kesempatan tour Asia bersama BI. Dan disinilah kami Pink Velvet, satu-satunya peserta yang berasal dari Indonesia. Meski ya kami mendaftar sebagai perwakilan Belanda. Kira-kira begitu yang kami tangkap saat meeting koordinasi.
Aku tengah mengenakan wireless micku di telinga kiri.
"Duuh deg-degan kak, Ivory baru pertama ikut ajang tingkat dunia," ujar Ivory menggenggam tanganku.
"Sama koq, kalo dance competition sih Ella juga baru pertama," jawabku apa adanya.
"Mamah kayaknya nyantai deh, udah ngedoping ya?" Vero menatap Angrea.
"Enggak koq, asal sama Ella dan kalian Rea enggak takut," jawabnya.
Vero mengangguk-angguk dengan raut wajah kagum.
"Kita urutan keberapa kak?" tanya Ivory padaku.
"Terakhir," jawabku.
"Yaaaah curang tuh, yang nonton udah pada bosen ya," ujar Vero kesal.
"Justru kita bakal manfaatin untuk buat klimaks yang fantastis" ucapku penuh percaya diri.
---
"Pink Velvet ready?" Seorang kru tiba-tiba menghampiri kami.
Kami berlima mengangguk bersamaan, kami siap tampil.
"And for the last performace, coming from Netherland, please welcome the Pink Velveeet ..." ucap si pembawa acara dengan meriah menjadi pertanda masuk bagi kami.
Kami berjalan berbaris, dan lalu menempati posisi masing-masing. Suara gemuruh penonton terdengar bermacam-macam. Ada yang bergumam, ada yang bersorak, ada yang entah bicara apa. Yang jelas kami sepertinya sudah jadi objek pembicaraan.
Kami berlima menghadap ke para penonton yang tidak bisa kami lihat jelas karena lampunya menyorot terang pada kami.
Aku harus tetap mempertahankan ekspresiku meski sejujurnya inginnya sih menyipitkan mata karena silau. Aku pun yang akan memberi aba-aba mulai.
"Pink Velveeet!!!" Sorak ku.
"Bon Courage!!!" Sambut yang lain.
Dan musikpun mulai dimainkan.
Kami sudah membagi part masing-masing yang diawali Vero dan Ivory. Lalu masuk ke bagian reff aku dan Angrea mengisi part ini penuh bergantian. Musiknya terdengar ceria, ya kami memang mau Pink Velvet dikemas dengan fresh dan teen taste. Part demi part kami bawakan sepenuh hati. Dan saat bagian kami berlima sama-sama melakukan dance ikonik terlihat beberapa penonton mulai mengikuti gerakan kami.
Ivory maju untuk solo vokal diiringi aku, Vero, Angrea, dan Vior menari di belakangnya. Bagian ini benar-benar membuat semua penonton mengangkat tangannya berjingkrak. Vero dan Vior melanjutkan part rap bersaut-sautan hingga part terakhir yaitu saat kami sama-sama bernyanyi. Aku, Angrea, dan Ivory masuk seanggun mungkin saat Vero dan Vior menyelesaikan bagian rap. Dan kami berlimapun menyanyikan bagian akhir ini bersama-sama dengan membaginya jadi dua part. Pertama kami akan dance berbeda-beda, lalu diakhir kami melakukan dance ikonik yang tadi kami lakukan sebelumnya.
Diluar perkiraan ternyata semua penonton suka dan semuanya melakukan dance ikonik yang kami tunjukan. Owh bisa juga ya audience Eropa begini? pikirku. Aku kira hanya orang Asia saja yang bisa, karena kupikir penonton di Eropa lebih cuek.
Dan kami menutup penampilan kami diiringi tepuk tangan yang meriah dari penonton. Aku mengatur nafas tersenyum lebar ke arah para audience, I think we did it.
---
Pengumuman delapan grup yang lolos ke stage selanjutnya langsung diumumkan diakhir acara setelah break 15 menit pasca penampilan kami.
"Gimana kak tadi?" tanya Ivory yang sepertinya memang paling nervous diantara kami, wajar ia adalah member termuda.
"Tenang selama ada body goalsnya mamah Rea kita pasti lolos," ujar Vero sembarangan.
"Apa sih nih orang ya ..." Angrea memicingkan mata menatap Vero.
"Iya, kak Vero tuh suka sembarangan ngomong," timpal Vior.
Vero membalas dengan senyum guyon.
"Hey you girls, come on here ..." seorang staff meminta kami berdiri di dekat arah panggung.
"You all came to next stage, prepare ...! and out when they call your name ...!" ujarnya.
Whaaat? kita lolos toh. Eum ... apa ya ... ada yang kurang gitu. Kenapa anda ngebocorin sekarang sih? jadi enggak kena tuh momennya. Tapi mungkin, dia sih karena urusan kerjaan dimana kami harus siap tampil ketika nama kami disebut jadi ya ... dibocorin.
"Lha itu maksudnya kita lolos?" kata Vero sama terkejutnya juga.
"Kayaknya sih gitu? koq dikasih tahu dulu," Angrea saja heran.