Life Of Maharani (2)

Wachyudi
Chapter #14

Pump it!

Entah bagaimana tim kreatif kompetisi girl band ini membuat konsepnya, tapi ide-ide mereka memang agak out of the box. Babak kedua dilakukan bukan dengan penilaian juri tapi para pejalan kaki. Ya betul! benar-benar pejalan kaki yang baru kami temui, dan mereka juga baru melihat kami. Setidaknya baru melihat Pink Velvet, karena kami memang tidak berkarir di luar Indonesia, itupun terkonsentrasi di basis Jawa barat dan Jabodetabek saja.

16 grup yang berhasil lolos dibagi menjadi empat kelompok yang kemudian disebar ke empat titik berbeda. Tidak terlalu jauh hanya memang cukup terpisah sehingga penonton yang akan datang tidak akan tercampur. Kami satu kelompok bersama girlband bernama GIRLS2GIRLS, Sweet Moscato, dan PomPom BomBiee.

Semuanya orang eropa kecuali dua member PomPom BomBiee yang tampaknya berwajah oriental. Meskipun hal itu tidak berarti mereka bukan orang Eropa sih.

"Hey girls , Pink Velvet right...? Aguirela, you girls cool," sapa seorang member dari Sweet Moscato memperkenalkan diri ketika aku sedang mengambil sebotol air mineral di meja panitia.

Tampaknya kali ini kami mendapat sambutan hangat, tidak seperti waktu dengan si Denisse tempo hari.

"Daniella, thanks ... so you know us?" tanyaku.

"Of course, your perform at Grand Palace, that was awesome," ujar Aguirela memuji penampilan kami tempo hari.

"Owwh really thanks, we know that's a good idea," jawabku.

"Great great great ... I love it, owh yeah this is Tina, Tina this is Daniella," ucap Aguirela ketika seorang temannya menghampiri.

Tina tersenyum menyapaku lewat lambaian tangan.

Aku tersenyum balik padanya.

Angrea lalu datang menghampiri, mungkin karena aku tidak kunjung kembali.

"Lama banget Ella, kenalan Ella?" tanya Angrea.

"Owh baru aja, kenalin mah, ini Aguirela sama Tina," ujarku pada Angrea lalu ia menyodorkan tangan mengajak bersalaman.

"This is Angrea Mahalini, my best friend," ujarku pada keduanya.

Tina dan Aguirela menyambut jabatan tangan itu namun terhenti di Aguirela yang menggenggam tangan Angrea agak lama.

"Mahalini's Kiss right? you are so beautiful my lady, more beautiful at close," ujar Aguirela menatap mata Angrea, lalu mencium tangannya ala ala pangeran kerajaan.

Angrea kaget, tentu saja, hal yang tidak diprediksi. Ia langsung menarik tangannya.

"Owh sorry, I don't mean to be rude. It's my home culture," ujar si Aguirela meminta maaf.

"You do that only to her?" tanya Daniella karena Aguirela tidak melakukan itu padanya.

"Because I like her," jawab Aguirela lalu memasang senyum lebar.

"Okeeeey, are you lesbian?" tanyaku sambil mengerenyitkan dahiku.

Aguirela hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Daniella. Namun senyumnya menjawab pertanyaan itu secara tidak langsung.

"Ohhh I see, but please, she's married," ucapku menegur Aguirela.

"Oh dear, please give me a pardon. I just want to make a friend then, again, please forgive me," ujar Aguirela lagi sambil membungkuk ala kerajaan-kerajaan Eropa.

Kutatap Angrea, ia lalu mengangguk tanda maklum.

"Okey, we will forget this, but don't do that again," ujar Daniella.

"As your wish," jawab Aguilera.

"Well I'am sorry for her, but don't worry, she is a good girl. At least untill she got a liquoir," Tina tersenyum lebar.

"Come on Tina," Aguilera menatap Tina geli.

"Well let's have a nice competition, hope the best will win this match," ujar Aguilera.

Aku dan Angrea mengangguk.

---

Lihat selengkapnya