Daniella, Angrea, dan Vior sedang makan malam di kantin Colosseum membicarakan banyak hal ringan setelah membahas rencana penampilan babak selanjutnya.
"Jadi waktu Vior bilang ke Abi Vior mau ikut Velvet Abi enggak setuju, tapi mamah Vior oke?" tanya Angrea.
"Iya kak, Abi kaget pas tahu Vior jadi member Pink Velvet, ya kan anak-anaknya termasuk silsilah keluarga enggak pernah ada yang nyanyi, tahu kan gimana keluarga Vior?" ujar Vior.
"Mamah Rea kan emang enggak ikut waktu Ella ke rumah Vior ngebujuk ortunya, khususnya Abinya Vior, seru mah," Daniella melengkapi cerita masa lalu saat pertama Vior bergabung.
"Iya Rea juga kan masih aktif banget eskul karate, terus latihan silat sama Djuriat, bundo juga kalo lagi di Cirebon pasti nguji hasil latihan Rea jadi kalo abis latihan Velvet ya Rea pulang Ella," jawab Angrea membeberkan alasannya.
"Kakak tuh emang suka beladiri ya?" tanya Vior.
"Padahal tampilannya cewek super cantik pada umumnya kalo Vior liat sih," tambahnya.
"Yaa soalnya keluarga Mahalini semuanya culturenya silat suci Inyak Balang, bawaan turun temurun," jawab Angrea.
"It's in their blood, ati-ati lho jangan bikin para Mahalini marah," ujar Daniella tersenyum lebar sambil melotot pada Vior.
Vior mengangkat bahu, memasang wajah ngeri.
"Kakak tuh ..." ucapnya.
"Hahahhaaa ... Viornya takut mah," Daniella tertawa puas.
"Ella tuh jangan gitu, ya keluarga Maharani punya silat Mahaseroja, keluarga Mahandaru punya silat Limbubu. Masing-masing punya gayanya dan kekhasannya sendiri, fungsinya sama untuk melindungi orang yang kita sayangi Vior. Jadi bukan untuk menyakiti orang," ujar Angrea lumayan bijak.
Vior mengangguk-angguk setuju.
"Mah, tahu enggak?" tanya Daniella sambil menopangkan kepala miring dengan tangan kirinya menahan bagian pipi sambil menatap Angrea.
"Seksi banget mamah kalo lagi bijak ngomong banyak gitu, mirip bundo Aruni," ucap Daniella tersenyum tulus.
"Beuh masa Rea mirip bundo?!" protes Angrea meski wajahnya merona dipuji Daniella.
"Lha ya iya kalee kak, ibu sendiri haha," ujar Vior merasa lucu melihat Angrea enggan disamakan dengan bu Arunika.
Tiba-tiba dari arah meja kantin datang tiga orang gadis berambut pirang.
"Hey this is our table, stay away now, lowlife!" ujarnya dengan teramat kasar.
Ia adalah Denisse dari Crystal and the Menace, cewek yang pernah bersitegang dengan Daniella di awal kompetisi.
Daniella memandang sinis pada Denisse.
"What's your problem? there are many empty tables ..." jawab Daniella ikut ketus.
"This is our table, don't you understand Morron!" ujar si Denisse kasar.
Angrea menatap Denisse tajam, jelas ia berusaha menahan amarahnya. Daniella memang sendari awal mengikuti ajang ini sudah menyisipkan pesan pada Angrea untuk tidak sembarangan menggunakan "otot" jika ada permasalahan di kompetisi ini.
"Tenang mah, jangan dulu," ujar Daniella pada Angrea.
"Find your own table, we stay here now," kembali Daniella berkata dengan tegas sambil kali ini berdiri.
Tiba-tiba seorang anak cewek dari belakangnya maju kedepan.
"You are Daniella don't you?" tanyanya.
Daniella menyipitkan mata, menebak-nebak maksud dari si gadis baru ini.
"What's wrong with your friend? I don't remember having any trouble with her?" tanya Daniella yang mencoba mencari akar masalahnya.
"If it's for competition, come on don't be a loser by bully us like this," tambah Daniella.
"You don't know me don't you?" tanya di gadis dengan rambut pigtail itu.
Vior berlindung dibelakang Angrea dengan agak ketakutan. Ia memang tidak terbiasa dengan hal seperti ini.
"Of course I don't, for what?" ujar Daniella.
"How dare you fucking French!!!" Ucap Denisse yang kini kepalanya memerah penuh amarah.
"What?!! so you girls have problem with me just because I'am half French? you hate French people?" tanya Daniella tidak terima. Ia sudah bisa mengira-ngira akar masalahnya.
Satu cewek dibelakang Denisse hanya terdiam, menyilangkan tangan di depan dada sambil menaikan dagu.
"Yes, you all evil people!" ucap Denisse.
"Kak udah yuh, pindah aja deh," ucap Vior.
"Ya enggak donk, enak aja dianya," jawab Daniella enggan mengalah.