Life Of Maharani (2)

Wachyudi
Chapter #31

Universal Bond

Kami tengah berlatih koreo akhir untuk take video 'Breaking the Harlem'. Latihan part ini memang cukup melelahkan karena bagian akhir ini benar-benar agak sulit bahkan untuk para member BI. Oleh Glam Entertainment, Selline, trainer koreo kami di project ini, memang diminta untuk membuat kombinasi koreografi yang 'sulit disaingi'.

Sudah enam jam melatih bagian ini dan kami masih menemukan beberapa kesalahan. Membuat kami harus mengulang dan mengulanginya terus. Cukup jenuh sebenarnya, hal yang sudah biasa sih. Hanya tekanan dari perasaan ingin cepat terselesaikan membuat lelah yang kami rasakan menjadi semakin berat.

Aku, Angrea, Vero, Vior, Ivory, Maria, Mirriam, Sakura, dan Edith sudah ingin istirahat. Bersama dengan kami juga, ada empat penari latar yang mengisi part akhir ini sebagai koreo tambahan. Mereka adalah Shannon, Jenny, Quentine, dan Meghan. Kami mengenal keempatnya tiga hari yang lalu.

"Okey, we break for 10," ujar Selline sambil bertepuk tangan mengisyaratkan istirahat.

Selline adalah orang yang gemar menyebarkan positif vibe. Untungnya begitu, karena pressure project ini memang lumayan berat bagi kami. Ya memang karena kami sendiri juga sih yang mengharapkan project ini selesai dalam satu bulan.

"Haaah haus banget kak," ujar Ivory lalu bergegas mengambil botol minumnya.

"Mamah capek enggak mah?" tanya Vero pada Angrea.

"Capek fisik sih masih biasa, cuma gemes pengen cepet sempurna koreonya," jawab Angrea.

"Eum hmm ..." aku ikut mengiyakan jawaban Angrea.

"Vior juga kak, kayak enggak selesai-selesai tuh," jawab Vior.

"Hmm kenapa kita duduknya jadi kelompok-kelompok gini ya?" Vero bertanya random.

"Ya manusia kan gitu, secara otomatis akan kumpul dengan yang frekuensinya sama," jawabku.

Vero mengangguk-angguk sambil melihat para BI dan para penari latar yang memang saat break duduknya mengelompok dengan masing-masing tim.

"Unless, a universal bond emerges," tambahku.

Vero menatapku begitu dalam.

"Kenapa Ver?" tanyaku.

"Madam emang jenius," ucap Vero tiba-tiba.

"Prodigy Ver, I'am prodigy," ujarku, sombong sedikit lah.

Vero mencubit pipiku sambil tersenyum lalu ia beranjak keluar ruangan latihan.

"Aaawwww ... mau kemana sih dia?" tanyaku sambil mengelus kedua pipiku yang terasa perih kena cubitan.

"Paling beol," jawab Angrea.

"Jangan-jangan udah keluar di celana itu," wajah Ivory menegang.

Lihat selengkapnya