Disisa hari Aku, Angrea, Vero, Vior, dan Ivory berada di sini, kami diundang ke castle keluarga Wildblood. Undangannya bersifat pribadi dari Maria sendiri bertepatan menjelang malam tahun baru Masehi. Mungkin Maria ingin merayakan tahun baru bersama kami. Dan. Kami cukup beruntung datang di waktu yang tepat karena kedatangan kami bertepatan dengan sebuah momen penting keluarga bangsawan Wildblood.
"You come by the time of important ceremonial, so you should join in," ujar Maria seperti biasa angkuh.
"What ceremonial Maria?" tanya Vero.
"Huufft ... well! don't get your self in difficulty, you just audience," Maria tidak menjawabnya dan ketus seperti biasa.
Mata Vero melirik keatas saat bibirnya komat kamit tanpa suara, berekspresi kesal.
"Ceremonynya bersifat rahasia sebenarnya, beresiko kalau kalian di beri tahu. Tapi kita boleh menghadirinya sih. Kami juga tidak ada yang tahu. Maria hanya mencoba melindungi kalian koq," jelas Miriam menerangkan.
"Anytime you talk foreign language much, this make me curious Mirriam," Maria kembali berbicara ketus dan kali ini ditujukan pada Mirriam karena berbicara pakai bahasa Indonesia.
Miriam hanya tersenyum lebar, sudah terbiasa dengan sikap high pridenya Maria.
"Well, anyway, this would be fun isn't it ... in case of, we'll see Edith dressing like a princesssss," Sakura mencoba mencairkan suasana, tersenyum nakal pada Edith.
Wajah Edith menegang, karena sepertinya hal yang dikatakan Sakura benar adanya dan tampaknya ia tidak bisa menolaknya. Kami berlima sama-sama menatap Edith.
"What?!" ucapnya.
---
Setelah menyusuri lorong yang cukup panjang akhirnya kami sampai di kamar tamu, satu untuk para Velvet dan satu untuk BI, kamar dengan pintu yang amat besar.
"Please, seriously, I will tell you, this ceremony of Richard and Estelle for being honor knight of Arthurian. Our new King, Pendragona herself role for inagurate. So please, don't make a joke!" Maria berbalik badan memegang bahu Sakura dan Vero.
Keduanya terkejut tapi aku bisa paham alasan Maria menekankan kalimatnya pada mereka berdua.
"King? herself?" aku merasa ada yang salah dari kalimat Maria.
"I should say Queen, actually this is first time we have queen," ia langsung meralat kalimatnya. "Anyway, Velvet here and BI here," ucap Maria sambil menunjuk pembagian kamar.
"Exuse me, don't really care but where is Jo's room? this can't be in both room isn't," aku merasa aneh karena yang disebut hanya kamar Velvet dan BI padahal ada Jo' disitu.
"Of course not, you silly, his room is next to me," ujar Maria menjawab semua pertanyaanku.
Jo' menatapku sambil mengangkat-angkat alis dan nyengir, dasar playboy kelas kakap.
---
Kami diberikan setelan gaun khas kerajaan, dengan segala kemewahannya. Para pelayan keluarga wildblood sudah siap mendandani kami. Dua orang pelayan untuk setiap member Velvet. Untung saja ruangan kamar ini amat besar, cukup untuk menampung kami semua.
Aku dilayani oleh dua orang pelayan yang berbeda usia. Seorang wanita paruh baya, dan seorang lagi sepertinya masih berusia belasan tahun. Aku sempat menolak ketika mereka hendak melucuti pakaianku, enak saja. Meski semua yang di ruangan ini wanita, namun tetap saja aneh rasanya harus menunjukan tubuh pada orang asing. Mana bau mulutnya ketara sekali, sepertinya ia baru memakan bangkai ayam.
Keduanya mungkin mengira aku tidak mengerti bahasa Inggris karena wajahku paling pribumi, mereka dengan santainya bergosip.
"She is so beautiful, but yet so fiercy face," ujar si wanita paruh baya bisik-bisik.
"Maybe she has no love while the other has one," jawab yang lebih muda.
Kupandangi keduanya, koq bisa pelayan keluarga bangsawan tidak sopan begini. Mana salah lagi yang digosipkan adalah aku, satu-satunya yang sudah menikah diantara mereka woiii.
Mereka cukup piawai dan terbiasa melayani orang untuk berganti pakaian. Aku dipakaikan korset agar terlihat makin langsing tapi tidak terasa sesak. Dan mereka tetap masih bergosip di hadapanku.