"Hai Dek, kamu lagi nyari orang?" tanya seorang satpam bertubuh kekar.
"Janjian sama temen Pak, ini bener TJ high school?" Adrian melongo melihat bangunan sekolah swasta yang begitu megah di hadapannya.
"Disini ada junior dan senior high school, temennya namanya siapa?" kembali Pak Satpam bertanya.
"Maharani Pak." Adrian menjawab dengan sekilas menoleh pada si satpam.
"Maharani? yang lengkap!" pak Satpam kembali bertanya dengan lebih mendetail.
"Anaknya Pak Reginald kali Gan?! tapi yang mana?" seorang satpam yang lebih tua muncul.
"Enggak tahu Pak, saya tahunya namanya cuma Maharani aja," jawab Adrian apa adanya.
"Eh bentar, kebetulan lewat orangnya." si satpam muda tampak melihat ke arah dua orang siswi yang sedang berjalan sambil membawa setumpuk tinggi buku.
Ia menghampiri mereka, lalu seorang siswi tampak mengekor si satpam itu. Sementara siswi satunya pergi sambil mengangkat semua tumpukan buku tadi setelah mengangguk pada kawannya.
"Ini Non, katanya nyari Non Maharani." si satpam muda menunjuk Adrian.
Seorang gadis berambut panjang tampak keheranan. Wajahnya memang agak mirip Maharani, namun rambutnya lebih bergelombang dan berumur lebih muda. Ia jelas bukan yang Adrian maksud.
"Saya tidak kenal Pak, mungkin maksudnya Uni?" tegasnya, menyatakan bahwa ia tidak mengenal Adrian.
"Dek, temennya tuh Daniella apa Marvellina?" si satpam kembali bertanya.
Adrian menggeleng tanda tak tahu, ia baru ingat tidak pernah menanyakan nama lengkap dari Maharani.
"Uni itu pasti, seingat saya siswa berdarah campuran dengan nama belakang Maharani cuma ada dua koq." Si gadis berwajah diamond shape dan berponi itu berkata dengan yakin. Setelah itu dia menyuruh pak satpam memanggil kakaknya.
Si satpam muda lantas beranjak pergi dengan agak cepat.
"Uni tuh siapa ya Pak?" Adrian bertanya karena benar-benar tidak paham situasinya.
"Maksudnya kakak ceweknya, mereka tuh blasteran Minang-Perancis. Coba kalau kamu bilang Daniella dari tadi, bentar, saya konfirmasi dulu." si satpam menjelaskan hal yang baru disadari Adrian.
Rupanya nama gadis yang baru saja ia ajak kenalan kemarin adalah Daniella Maharani, 'unik' pikirnya.
Adrianpun baru sadar, mengapa tidak ia kirim SMS saja pada Daniella. Iapun lalu bergegas mengetik pesan di handphonenya.
Adrian : q dh d dpn, lg ditny2in stpm
Belum ada balasan hingga akhirnya si satpam datang bersama seorang gadis berpakaian cropped jacket violet dengan tanktop putih dan baggy jeans yang juga berwarna putih. Sebuah topi berwarna senada juga melengkapi outfitnya.
'Apa ini, sekolah fashion?? all out sekali,' pikir Adrian memandangi Daniella yang berjalan menghampirinya.
"Makasih ya Pak," ujarnya pada pak satpam, dan dibalas dengan anggukan sambil tersenyum oleh pak satpam.
"Udah lama nunggu? kamu kirim pesan?" tanya Daniella sambil menatap Adrian.
Dan remaja pria itu hanya terdiam melihat sosok Daniella yang membuatnya terpesona.
"Temennya Uni?" lamunan Adrian dibuyarkan oleh pertanyaan si adik.
"Iya ... kamu belum pulang?!" jawab Daniella agak sedikit ketus.
"Iya ini memang mau pulang, sedang menunggu Pak Handoko." si adik tampaknya bisa merasakan bahwa kehadirannya tidak diinginkan Daniella. Iapun lantas beranjak pergi.
"Itu adik kamu? btw kamu tuh namanya Daniella? koq enggak bilang? aku enggak nyangka kamu sekolah di TJ High School, gila, ini bonafit banget loh." tersadar dari lamunan, Adrian langsung memberondong dengan banyak pertanyaan.
"Iya adikku, kamu suka?" Daniella tampak tersenyum kecut.
"Ya kan Maharani juga namaku kok." ia berganti dari tersenyum kecut menjadi tersenyum geli, kala melihat tingkah Adrian yang seperti salah kaprah dengan sekolahnya kala mereka berdua berjalan di koridor.
"Yee, koq bilangnya gitu, tadi dikasih tau Pak satpam," jawab Adrian sambil celingukan memperhatikan sekitar.