Life of Maharani

Wachyudi
Chapter #4

The Pink Velvet

Dari yang kupahami secara sekilas, selama ini, kupikir para dancer atau idol grup itu ya simple saja. Hanya menari sambil bernyanyi, semua orang juga pasti bisa. Tapi setelah setidaknya dua bulan ikut 'kursus' belajar bareng Daniella, sudut pandangku

pun berubah.

Apa yang kita lihat di panggung ataupun vidio musik girlband adalah buah yang sudah matang. Penonton mana tahu proses buahnya sebelum jadinya.

Seringkali, ketika aku datang untuk 'kursus' Daniella masih dalam sesi latihan dengan para Velvet, dan aku diminta menunggu sambil melihat latihan mereka. Minimal dua jam lamanya mereka berlatih, seringnya lebih. Daniella paling sering 'mengontrol' latihan Velvet, sebagai kapten tim, ia agak disegani oleh member lainnya. Wajar lah, kan dia founding mothernya Pink Velvet.

Daniella itu cukup strict dan bertangan dingin, tipe cewek ambisius sama tujuan. Kalau menurutnya belum sempurna, ya, dia tidak akan berhenti.

Pernah suatu ketika Vior salah terus menerus untuk satu dua gerakan, maka Daniella memisahkannya untuk diprivate sampai ia hampir pingsan. Vero malah beneran pernah dua kali pingsan di tengah latihan, dan Daniella sendiri yang was-was karena hal itu. Kalimat seperti 'aduh pengen mati aja', 'please, break lima menit' kadang diucapkan Vero kalau sudah 'remuk', ia juga pernah muntah di tengah latihan.

Angrea cenderung santai dan paling bisa mengikuti tuntutan targetnya Daniella. She is totally monster, tenaganya lebih kuat dari cowok. Si member termuda, Ivory, cukup bagus. Ia akan seperti 'wuuuah Ivory harus semangat' sambil mengepalkan tangannya ke atap. Gadis yang penuh semangat berapi-api.

Habisnya, selain latihan menari dan menyanyi, Daniella juga menerapkan latihan fisik yang dilakukan 15 menit sebelum latihan. Push up, sit up, pull up, peregangan, jadi menu wajib di sesi ini. Bisa terbayang bukan capeknya latihan para girlband.

Sudut pandangku yang sempat meremehkan girlband berubah menjadi respect. Sekeras itu perjuangan mereka demi menampilkan penampilan terbaik. Masa setega itu kita mengkritik mereka hanya karena salah satu atau dua part saat tampil?

Para member Velvet itu punya ciri khas masing-masing. Kalau dari yang Daniella bilang, ia mendapatkan mereka itu kayak takdir. 'Like they were born for this', ia memang selalu bisa melihat sisi positif dari segalanya.

Hari ini seperti biasa aku duduk menunggu sesi latihan mereka, yang kulakukan ya menonton. Itung-itung nonton gratis, kalo beneran mereka tampil kan ada tiketnya tuh, dan ternyata cukup mahal, hoki juga ya aku dipikir-pikir.

Alhasil, setiap sesi latihan aku jadinya selalu memperhatikan setiap member Velvet.

Hari ini Daniella mengenakan outfit t-shirt putih dan Hoodie berwarna ungu, Ia memang purple girl. Hoodienya hanya diresleting sebagian untuk memberi style street sporty. Ia mengenakan Yangke berwarna putih juga, sebuah baseball cap hat melengkapi penampilannya. Profile Daniella itu paling mudah dikenali dari bentuk wajahnya yang diamond shape dengan rahang tegas , kulitnya putih cerah, berhidung mancung dengan rambut berwarna cokelat walnut. Yang eum ... menarik dari fisiknya adalah bibirnya yang selalu merah alami dan tipis. Posisi sebagai chest voice di Pink Velvet.

Angrea hari ini mengenakan crop tank top putih dan jumpsuit hitam berbahan tebal. Rambutnya yang hitam dan lebat diikat high ponytail memberi kesan 'garang'. Ia mudah dikenali dari 'aset'nya yang paling besar dari para member Velvet, dan tank topnya hari ini justru menonjolkan hal itu. Angrea sepertinya tidak ambil pusing soal beginian. Dan sejujurnya seperti yang Daniella bilang, Angrea itu amat cantik sekali. Suaranya adalah high head hingga tiga oktav.

Vero hari ini mengenakan kaus putih polos dan spaghetti tank top hitam yang dipadukan dengan jeans, serta sebuah beret hat hitam. Vero dikenali dari senyum lebarnya yang khas, ada kesan cantik yang lucu nan imut. Si chindo ini memang tipe cewek humoris, si paling bercanda. Rambutnya lebih sering terlihat dengan potongan medium layer atau long bob. Ia adalah laugh-casternya lah di Pink Velvet. Ia menempati posisi back vocal dan harmonic.

Sebenarnya semenjak ada aku, Vior selalu memakai setelan yang lebar dan lengan panjang, kebanyakan bergaya hip hop atau cyberpunk. Hanya ketika pertama datang ke sini kulihat ia mengenakan crop huddy lengan panjang dan mini skirt. Rambutnya yang hitam lebih sering bergaya half up bun atau space bun, yang menurutku cocok karena rambutnya agak ikal. Vior berwajah paling ketara blasteran mid-eastnya. Ia bermata abu-abu dengan alis cukup tebal. Bentuk wajahnya bulat dan berkulit putih. Vior adalah rapper sekaligus back vocal di Velvet.

Member termuda, Ivory, Ia suka sekali memakai atasan crop berlengan panjang, cuma ganti-ganti warna dan corak saja. Celana andalannya hari ini adalah jogger navy. Terkadang juga ia mengenakan hot pants yang membuat kakinya terlihat jenjang. Rambutnya yang lurus lebih sering dengan gaya chicken feather head atau low ponytail. Sebagai chindo kedua di Velvet, Ivory memiliki mata lebih sipit daripada Vero yang lebih membumi, modelan cici-cici Surabaya lah karena darah Jepunnya.

Ivory itu orangnya ceria, penuh semangat, dan supel. Yang khas dari dirinya adalah hobinya membuat gimmick-gimmick gerakan memorable, dan juga susah diam. Ivory menempati posisi head high voice, suaranya amat halus dan katanya ia bisa melakukan suara vibra hingga meretakan gelas tipis.

Saat ini Pink Velvet telah menempati posisi 17 di tangga chart grup musik populer se-Jawa barat. Dan singlenya 'Matcha Macaron' masuk 10 besar lagu pop favorit se-Indonesia versi idol grup. Sekali memperoleh AMI Awards untuk kategori girlband pendatang baru terbaik. Pencapaian yang hebat mengingat begitu banyak kesibukan yang mereka lakukan dan umur girlbandnya yang terbilang muda. Hingga saat ini mereka telah memiliki satu album yang semua lagunya ditulis oleh Daniella, kecuali 'Matcha Macaron' yang merupakan karangan Vero dan disempurnakan oleh Daniella. Lagu-lagu Pink Velvet semuanya berbahasa Inggris dengan terkadang memasukan bahasa lain untuk satu atau dua kata.

Mengingat itu semua membuatku jadi ciut. Grup bandku sendiri, Cozy Rockcaster masihlah band indie yang belum dikenal. Kami cuma punya tiga single yang cuma pernah dimainkan di radio, itupun satu kali. Kami berencana mengikuti perlombaan band indie se-kota Cirebon. Aku mengandalkan lagu terbaruku 'Musikku' untuk memenangkan perlombaan ini yang hadiahnya lumayan.

Di tengah lamunanku kudengar suara Daniella memanggil.

"Adrian ... Adrian ..." panggilnya.

"Minta dipanggil 'ayaaaaank' gitu kaleee biar sadar?! hahahaha." suara dan tawa Vero menimpali.

Lihat selengkapnya