Life of Maharani

Wachyudi
Chapter #13

First kiss

Daniella tampak senang sekali hari ini bisa liburan. Tentu saja ia berhak melepas penat untuk semua kerja kerasnya. Dan aku tentu saja jadi yang paling berbahagia bahwa hari ini ikut di dalamnya. Hari ini aku, Daniella, Vior dan Erik menuju Jakarta. Rencananya kami hendak mengunjungi PRJ, Seaworld, dan festival kembang api di puncak. Angrea tidak bisa ikut karena harus ikut dalam acara keluarga, sebuah acara sakral antara keluarganya dan tunangan kakaknya. Dan tentu saja itu membuatnya kesal. Ivory tidak bisa ikut karena ia ada resital di Gereja tempatnya beribadah tepat di tanggal keberangkatan kami. Ia adalah anggota St. Pantekosta Youth Choir dan kehadirannya amat diperlukan di acara tersebut. Vero sedang sibuk-sibuknya mengejar deadline stream vidio untuk event game, dan juga memenuhi beberapa tawaran iklan photoshoot produk.

Setelah dipikir-pikir aku sadar sih anggota Pink Velvet adalah anak-anak yang amat produktif. Bahkan tanpa mengikutsertakan karir girlband mereka. Vior sendiri mengelola bisnis pakaian, aksesoris, dan parfum serta oleh-oleh khas timur tengah. Ivory adalah siswi berprestasi yang juga mengurusi bisnis perhiasan milik kedua orang tuanya. Angrea sudah sering mengikuti orang tuanya mengelola bisnis travel dan maskapai Mahalini air. Lalu Daniella, ratunya kalo boleh dibilang. Umur delapan tahun menjadi founder Le Viral.id yang kini masuk salah satu dari 100 franchise top Indonesia, dengan 19 cabangnya tersebar di Jawa Barat. Belum lagi sahamnya di RAGE atau Reginald Advance Global Engineering, perusahaan multinasional milik ayahnya dan sahamnya di Mahalini air. Dan yang pasti girlband Pink Velvet mereka yang sudah dikenal di kancah musik nasional. Gila memang, tapi memang sering merasa ciut aku dengan fakta-fakta tersebut.

Daniella sih selalu bilang bahwa salah satu saat paling bahagianya adalah bersamaku karena aku memandangnya sebagai dirinya sendiri tanpa embel-embel priviledge yang ia miliki.

"Angrea pasti kesal ya enggak diajak?" tanyaku iseng.

"Iya nih, coba chat emot kesalnya banyak banget," tapi dia harus ikut rentetan acara perjodohan kakaknya sih," jawaban Daniella membuatku penasaran.

"Memang harus ya dijodohin gitu? kamu pernah dijodohin enggak Niel?" tanyaku lurus saja.

"Penasaran yaaaaa ...?" jawab gadis yang kini berambut messy buns itu menggodaku.

"Nona Maharani pernah dijodohkan dengan tuan Bahar, anak dari pengusaha tambang batu bara waktu umur 15 tahun, tapi Nona tolak. Sebelum itu ada tuan Sab ..." ujar Erik yang menjawab pertanyaanku.

"Stop Erik! enggak penting." Berwajah agak marah, Daniella segera menghentikan perkataan Erik dengan tegas.

Ia paham perasaanku yang mungkin akan menjadi pesimis mendengarnya.

"Baik, maaf Nona," jawab Erik dan lalu kembali fokus menyetir.

"Yang penting sekarang aku pacar kamu, ya kan?" Daniella lalu memandangku, ada harap dimatanya agar aku tidak bersedih.

"Iya sih, aku enggak apa apa koq," kujawab sekenanya.

Sebenarnya hatiku agak kelabu karena mengetahui fakta tersebut. Bukan karena tahu ia pernah dijodohkan tapi karena tahu level pria yang pernah ditawarkan sebagai jodohnya pasti berada jauh diatasku. Dibandingkan dengan betapa remehnya diriku.

---

"Nona yakin mau ditinggal disini saja dengan Adrian?" tanya Erik, ada rasa khawatir terdengar dari kalimatnya.

"Iya enggak apa-apa, justru biar enggak mencolok," jawab Daniella.

"Erik antar Vior aja dulu ke bandara terus nanti kita ketemuan di puncak. Awas loh sebelum Vior naik pesawat jangan ditinggal!" perintahnya dan lalu langsung menggandengku pergi tanpa menunggu jawaban Erik.

Erik hanya bisa pasrah dengan perintah nona mudanya tersebut.

"Vior tuh mau terbang kemana?" tanyaku ketika kami berjalan sambil bergandengan tangan.

"Owh ... ke Aceh, besok juga balik, PP aja. Ada yang mau jalin bisnis parfum dan fashion," jawab Daniella.

"Kalian tuh sesuatu banget ya," responku yang masih terkagum dengan para Velvet.

Aku dan Daniella jadinya hanya mengunjungi PRJ, katanya ia ingin merasakan berjalan-jalan di pasar rakyat. Dan ya ... aku yang rakyat jelata ini siap menemaninya, bahkan sampai izin tidak masuk sekolah di hari sabtu.

Kami menikmati berbagai macam wahana, dan gimana ya kencan dengan Daniella itu artinya unlimited cash. Kami benar-benar mencoba semua wahana, dan membeli jajanan sepuasnya meski Daniella nampaknya cuma mencicipi satu gigitan tuk tiap jajanan. Baginya yang maniak pola hidup sehat, tidak akan mengkonsumsi street food banyak-banyak, hanya sekedar menghilangkan rasa penasaran saja.

"Wah seru banget, dan enggak ada yang kenal aku" ujarnya benar-benar dalam mode super senang.

"Ya kamu pake masker dan menggandengku terus. Siapa juga yang bakal kepikiran Daniella dari Pink Velvet jalan sama rakyat jelata kayak aku," jawabku agak bercanda.

Namun rupanya perkataanku membuatnya ngambek. Dari gesturenya ia jelas tidak senang mendengar ucapanku.

"Ughh ... nih aku lepas maskernya, enggak ada bedanya koq. Apa sih rakyat jelata rakyat jelata, huft ...!!! enggak suka!" Daniella memang tidak pernah menahan isi pikirannya.

Lalu ia berjalan agak cepat menghindariku, namun tentu saja aku mengejarnya. Dan lagi karena ia melepas maskernya, ada beberapa orang yang mengenalinya dan berakhir dengan dikerumuni lalu mintai tanda tangan dan berfoto. Aku? tenang saja paling disangka jongos karena kebetulan sedang membawa belanjaannya juga. Sekitar setengah jam lamanya Daniella harus meladeni para fans yang minta foto bareng sebelum akhirnya aku turun tangan menariknya dan berkata tegas pada kerumunan fans soal hak privasi.

---

"Beli motor aja apa ya? kalo pake transportasi umum kurang seru," celetuknya enak saja.

Lihat selengkapnya