Vero datang sambil menenteng sling bagnya, sore ini ia memakai kaus polos berwarna kuning yang memperlihatkan salah satu bahunya dengan lapisan luar kaus jaring-jaring hitam. Jogger pants abu-abu tampak serasi dengan sepatu kets putihnya.
"Yaaaa datang juga, Angrea sampe habis dua bowl affogato," ujar Daniella yang tampak cemberut sendari tadi menunggu Vero.
"Gomen gomen minaaa, tadi harus nyelesein take vidio tuk konten iklan, deadlinenya besok pagi sih," ujar Vero membela diri.
"Kamahen onnee-san, kamahen." Ivory berbahasa Jepang dengan dialek Kansainya.
"Okee kalian udah ngeghibahin Vero sampe mana?" ujar Vero melirik satu persatu teman-temannya itu.
"Ih su'udzon Kakak," protes Vior sembari menarik gelas berisi minuman soda blue oceannya.
"Come on, girls gather ... one come late ... apalagi coba, whatever sih sebenernya ..." Vero tersenyum lebar lebar sembari mengangkat alis.
"Enggak koq, kami ngobrolin rencana remastered 'Matcha Macaron' sama single baru 'L for Love' aja, terus Kakak dateng," Vior menjelaskan bantahannya.
"Okey okey, dighibahin juga enggak apa-apa, kalian sahabat terbaikku semua," Vero memeluk Vior dan mencium pipinya.
"Enggak ghibah," Vior berwajah cemberut namun dibuat imut.
"Oh iyah Kak, empat bulan lagi kakak-kakak bakal mulai perkuliahan kan? terus gimana Velvetnya?" Ivory menyadari apa yang harusnya jadi inti pembicaraan mereka sore itu.
"Iya, apalagi Daniella bakal ke Belanda," ujar Vero.
"Owh iya, walau berat, emang kayaknya bakal hiatus. Sebenernya Ella pengennya lanjut, kan udah sejauh ini, cuma tetep harus pendidikan," ucap Daniella serius.
"Kak Angrea sih gimana?" tanya Ivory.
"Rea disini koq, kuliah kelas karyawan di Mahalini Dirgantara School Aviation, ambil management penerbangan," jawab Angrea mantap.
"Wah mantap ya, gabung bisnis keluarga." Vero melirik Angrea.
"Ya pilihannya mau ke penerbangan atau militer, ya penerbangan dongl, masa militer." Angrea memang sudah memilki jalur hidup yang jelas.
Vero menunjuk Angrea sambil membuat pose menunjukan bisep tangan.
"Enggak militer, ogah!" balas Angrea mengerti maksud tingkahnya Vero.
"Dan kurang dari sebulan dia mau nikah loh, kalian diundang semua, datang ya!" ujar Daniella tampak senang sambil memeluk tangan kiri Angrea.
"Iya, keluarga Razi inginnya nikah dulu, setelah itu fokus kuliah ya enggak apa-apa," jawab Angrea menjelaskan.
"Tapi curiga, dapet kabar tiga hari yang lalu Razi ke rumah tanpa ada acara apa-apa, ngapain ya? Bukankah harusnya jangan perjalanan jauh dulu," tanya Daniella menelisik.
"Bertemu aja," jawab Angrea berusaha menutupi.
Daniella menatap Angrea lekat-lekat.
"Ayo kasih tahu!" Perintahnya.
"Bertemu, yaaa ... sempat menginap Razi dua malam." Angrea berusaha berhati-hati memilih kata-katanya.
Mereka sempat terdiam sebentar.
"Wait, wait ... lo udah gituan kan sama Razi? ngaku!" Vero memajukan wajahnya menatap Angrea.
Vior dengan sigap memakai headset telinga kucing favoritnya dan lalu menutup telinga Ivory dengan tangannya.
Wajah Angrea memerah, tapi ia menahan diri menjawab pertanyaan Vero.
"OMG enggak nyangka Mamah Rea, jadi udah nyicip-nyicip toh ..." Vero menggoda Angrea sambil mencolek-colek perutnya.
"Hhaaaahh pokoknya bulan depan kalian datang ya!" ujar Angrea berusaha menghentikan keusilan Vero sambil menangkap kedua tangan Vero.
"Yaudah yaudah ... jadi Velvet tetap lanjut aja tapi posisi kami yang udah pada lulus digantikan sama Bianica, Fira, dan Sillo." Daniella berusaha membalikan lagi inti pembicaraan.
"Wah bakal kehilangan banget kita ya Kak, Ivory baru aja gabung." Keluh Ivory memasang wajah cemberut.