LIFE OF NADIA (extended version)

mr. putri
Chapter #1

1. You cannot be home when you are not

Sore itu Nadia baru saja tiba dari Belanda setelah cukup lama menimba ilmu di negeri penjajah tersebut. Kedatangannya kembali ke ibu kota negara tercintanya, Jakarta, diyakini akan memberikan lebih banyak pelajaran daripada study-nya di Belanda. Pembelajaran yang akan didapatnya merupakan pelajaran hidup yang tidak akan pernah mencantumkan nilai-nilai seperti yang didapatnya seperti ketika rapor jaman sekolahnya dulu dibagikan. Nilai yang didapatnya hanyalah semacam pengakuan dari orang-orang sekitarnya, bahwa dirinya telah menyelesaikan study di luar negeri.

Nadia menetap di Belanda selama kurang dari empat tahun mengambil bidang study management dengan beasiswa yang berhasil diraihnya. Singkat kata, Nadia kulih di Belanda gratis dan biaya hidupnya pun sudah ditanggung. Banyak kesenangan dan juga pengalaman yang dapat diperolehnya dari sana.

Welcome to reality, batin Nadia ketika baru keluar airport dengan mobil jemputan keluarganya. Sore itu, Nadia dijemput kedua orang-tuanya serta adik tercinta. Sebelum akhirnya pulang ke Bandung, Nadia dan keluarga akan menginap semalam di rumah tantenya yang akan mengadakan acara syukuran atas kedatangan Nadia malamnya. Acara itu akan dihadiri hampir seluruh keluarga besar.

Selama di perjalanan, Nadia hanya menghabiskan waktu dengan memandangi apa saja yang dapat dilihatnya sepanjang jalan, tentu saja beberapa landscape yang mungkin tertinggal olehnya. Ternyata tidak banyak yang berubah, batinnya. Sementara itu keluarganya saling mengobrol dan beberapa kali menanyakan kabar dan kehidupan Nadia selama di Belanda. Mama, Papa dan juga Manda sesekali bercerita pada Nadia ”gosip-gosip” terbaru mengenai keluarga mereka, keluarga besar dan juga beberapa tetangga mereka yang dikenal cukup dekat oleh Nadia.

Setelah menghabiskan sekitar 1 jam dalam perjalanan, akhirnya tibalah mereka di rumah tante yang dimaksud, Tante Ning. Beliau adalah kakak sepupu terdekat dari Mama, dan memang sering menjadi tempat curahan hati Mama bila sedang dirundung masalah. Tante Ning lah yang sering membantu Mama disaat awal-awal pernikahan Mama dengan Papa dulu. 

Dengan muka kucel akibat rasa lelahnya, dan Nadia pun berpenampilan yang super simple – t-shirt dan celana jeans dengan luaran berupa jaket sporty yang sudah dilepasnya – Nadia pun turun dan memaksakan senyumnya untuk dapat berbasa-basi dengan keluarga yang sudah menunggunya.

”Kamu apa kabar, Nad?” tanya Tante Ning yang ikut menunggu kehadiran Nadia di teras depan rumahnya, begitu melihat kemunculan Nadia.

”Baik, Tante! Tante apa kabar?” jawab Nadia masih memaksakan tersenyum, sambil bersalaman dengan hampir semua yang hadir.

”Nadia, kamu kurusan! Pasti susah cari makan, yach? Kamu ngak pake diet-dietan khan selama di sana?” tanya salah satu tante setengah berteriak dari dalam sambil berjalan ke arah teras, dengan nada sedikit iri.

Lihat selengkapnya