Lift Maut Malam Sabtu

Rana Kurniawan
Chapter #4

Doa dan Bayangan

Judul : Doa dan Bayangan

Penulis : Rana Kurniawan


Sudah satu hari aku berada di rumah.

Kabar tentang aku yang jatuh di lift rupanya cepat menyebar ke seluruh kampung.

Dari pagi sampai malam, rumah kami tak pernah sepi. Saudara-saudara berdatangan, tetangga datang silih berganti. Sebagian membawa makanan, sebagian lagi hanya ingin melihat keadaanku.


Di antara wajah-wajah yang datang, ada satu yang membuat dadaku bergetar — Suariah, teman perempuanku sejak kecil. Ia datang dari kampung sebelah, dari Kampung Pamatang.

Dulu, kami sering bermain bersama, tertawa di tepi sawah, atau bersepeda di jalan tanah merah yang panjang. Tapi kini, ia berdiri di samping tempat tidurku, menangis melihat tubuhku yang tak lagi bisa bergerak.


“Kamu kuat ya,” katanya lirih.

Aku hanya tersenyum kecil, mencoba menenangkan air matanya, padahal hatiku sendiri bergetar.


Setiap hari Suariah datang menjenguk. Kadang membawa makanan, kadang hanya duduk diam di sampingku sambil bercerita tentang hal-hal kecil di kampung.

Rasanya seperti ada sedikit cahaya di tengah gelapnya hari-hariku.


Rumah kami semakin ramai. Saudara dari RT 01, RT 04, bahkan dari kampung sebelah datang bergantian. Semua ingin melihatku, sebagian berdoa bersama, sebagian memberi nasihat agar aku sabar.


Lihat selengkapnya