Judul : Malam Penuh Kepanikan
Penulis : Rana Kurniawan
Sore itu, sekitar jam enam, setelah selesai diurut seperti biasa, Abah Junaedi berkata pelan kepada ibuku,
“Coba, Bu, selang kencingnya dilepas. Siapa tahu Haris sudah bisa kencing sendiri.”
Mendengar itu, kakak iparku segera bersiap. Dengan hati-hati, ia melepas selang kencing dari tubuhku perlahan-lahan.
Aku tidak merasakan sakit sedikit pun, mungkin karena tubuhku masih belum sepenuhnya pulih.
Kami semua berharap ini pertanda baik — bahwa syarafku mulai berfungsi.
Namun, harapan itu tidak bertahan lama.
Malamnya, sekitar jam sepuluh, aku mulai merasa perutku kembung dan nyeri luar biasa.
Air kencing tidak bisa keluar sama sekali, menumpuk di dalam tubuh seperti tekanan yang menyiksa.
Aku meringis kesakitan,
“Aduh, Makk... sakit... perutku sakit banget!”
Ibuku langsung panik, berlari ke kamar bapakku sambil menjerit,