Sudah hampir lima bulan aku dirawat dan terus belajar berjalan.
Tubuhku perlahan mulai kuat, dan aku sudah bisa berjalan ke luar rumah tanpa bantuan siapa pun.
Setiap sore aku sering duduk di depan rumah, menikmati udara dan melihat orang-orang berlalu-lalang.
Pagi itu, sekitar jam delapan, aku bangun seperti biasa.
Aku mencoba berdiri dan melangkah perlahan.
Alangkah terkejutnya aku — kali ini langkahku terasa ringan, tanpa harus berpegangan pada dinding atau dibantu siapa pun.
Perasaan bahagia langsung menyelimuti hatiku.
Aku pun berjalan ke dapur.
Di sana, kulihat ibuku sedang memasak.
Ketika beliau menoleh dan melihat aku berjalan normal, air matanya langsung menetes.
Ia menatapku sambil berkata lirih,
> “Alhamdulillah, anakku... akhirnya kamu bisa jalan lagi.”