Light in Akania

White Blossom
Chapter #2

02 - Guild Ethre

⪩⪨

“Apa?! Kamu ingin ikut berburu? Apa kamu yakin, Cathaniya? Menjadi seorang hunter itu tidak mudah!”

Cathaniya menganggukkan kepala dan mengabaikan Akya yang berjalan di sampingnya. Sahabatnya itu tampak panik dan terus mengejar langkah Cathaniya.

Akya mulai tersengal saat Cathaniya semakin jauh di depannya. Langkah gadis itu semakin cepat dalam setiap menit dan pada akhirnya Akya hanya bisa menghela napas menatap punggung Cathaniya yang semakin jauh.

Cathaniya mengedarkan pandangannya ke arah pusat kota di depannya. Sebuah bangunan berlantai empat dengan lambang tiga pedang di bagian depannya.

Cathaniya melirik sekitarnya dan mulai berjalan ke arah depan guild tersebut, tempat di mana lokasi perburuan selanjutnya akan dilaksanakan.

“Apa Anda tertarik ikut perburuan, Nona?”

Cathaniya menoleh saat mendengar suara di belakangnya. Seorang pemuda dengan pakaian berburu lengkap dengan dua pedang tersarung di pinggangnya. Mata obsidian itu menatapnya hangat dan masih setia menunggu jawaban dari Cathaniya yang sedang menilai penampilannya.

“Ya, Tuan. Apa ada perburuan dalam waktu dekat ini?”

Pemuda itu menganggukkan kepalanya dan mengajak Cathaniya masuk ke dalam bangunan di depannya.

“Selamat datang di guild Ethre, Nona. Saya Sanctia Nigel, asisten di guild ini. Anda cukup memanggil saya Sanctia.”

Cathaniya menganggukkan kepalanya dan ikut tersenyum saat Sanctia menyambutnya dengan ramah.

Bagian dalam guild yang paling terkenal di Akania itu tampak ramai. Lalu-lalang para pemburu dengan berbagai senjata mereka beberapa kali menarik perhatian Cathania.

Termasuk, saat pandangan matanya bertemu dengan seorang pria muda berambut merah dengan mata safir yang terus menatapnya dari arah lantai dua.

“Mari, Nona. Anda bisa mendaftarkan diri di ruangan ini.”

Cathania menoleh ke arah Sanctia dan menganggukkan kepalanya.

Kenapa orang itu terus menatapku? batin Cathaniya masuk ke dalam ruangan dan melirik pria muda yang masih menatapnya itu.

Ruangan yang penuh dengan buku-buku itu kembali menarik perhatian Cathaniya yang juga pecinta buku.

Satu-satunya meja yang ada di dalam ruangan itu juga penuh dengan kertas dan tumpukan dua buku coklat tua. Sanctia duduk di kursinya dan mulai membuka buku dengan sampul coklat di depannya.

Suara goresan pena dengan kertas bergema di dalam ruangan dan pemuda itu mengangkat kepalanya, menatap Cathaniya yang masih sibuk menatap buku-buku yang berada di dalam rak.

Lihat selengkapnya