Lika-Liku Luka Lala

Astrid Dewi
Chapter #1

PROLOG

Dering alarm dari HP membangunkanku dari tidurku yang sangat lelap. Wah! Seumur hidup belum pernah aku bisa tidur sepulas ini. Biasanya aku hanya tidur 3-4 jam dan jika sudah terbangun aku susah untuk tidur lagi, biasanya kuisi dengan bekerja sampai pagi menjelang. Aku menyebutnya sebagai insomnia yang produktif. Namun ternyata aku salah!

Kuhembuskan napasku. Di luar sana tersaji pemandangan bangunan-bangunan ikonik Singapura di luar sana. Rasanya seperti melihat lukisan yang sangat indah! Terima kasih Tuhan, terima kasih Lala...aku berbisik kepada diriku sendiri penuh rasa syukur.

Aku tahu perjalananku masih jauh. Bahkan aku belum sampai di puncak kesuksesan seperti yang diraih teman-temanku. Namun aku ingat pesan guru yogaku bahwa aku tidak boleh membandingkan kesuksesanku dengan kesuksesan orang lain karena bisa jadi aku dan orang lain tidak memulai di garis start yang sama.

Lihat selengkapnya