Bab 3: Perburuan Bahan, Misi yang Tak Terduga
Misi Belanja: Awal yang Sederhana
Minggu depan, Adit dan teman-temannya akan menghadapi praktikum besar pertama dalam mata kuliah Kimia Terapan. Ibu Ratri, dosen mereka yang terkenal sadis dalam menilai tugas, sudah mewanti-wanti mereka sejak awal.
"Siapa yang bahannya kurang, siap-siap nilai praktikum kalian jeblok. Saya tidak peduli alasan kalian!"
Ancaman itu masih terngiang di kepala Adit. Maka dari itu, siang ini, ia dan Raka harus membeli semua bahan yang diperlukan sebelum kehabisan.
“Bro, kita belanja sekarang aja. Kalau ditunda-tunda, besok pasti rebutan,” kata Raka sambil menyambar tasnya.
Adit yang baru saja duduk dengan santai langsung memelototinya. “Astaga, bisa nggak sih kasih aku waktu lima menit buat rebahan?”
“Nggak bisa. Kalau kita nggak dapat bahan, besok rebahanmu bakal diganti dengan ngerjain laporan ulangan ulang.”
Adit mendesah panjang. “Baiklah, baiklah. Tapi kalau di jalan ada yang jual kopi dingin, kita mampir dulu.”
Raka tertawa. “Setuju!”
Toko Kimia & Kejadian Nyeleneh
Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka akhirnya sampai di “CV. Sumber Reaksi”, sebuah toko bahan kimia yang katanya paling lengkap di kota.
Begitu masuk, mereka langsung disambut bau tajam khas zat kimia. Rak-rak tinggi di dalam toko dipenuhi botol dan tabung berisi cairan berwarna aneh.
Seorang pria paruh baya berjas laboratorium berdiri di balik meja kasir. “Mau cari apa?” tanyanya dengan nada malas.
Raka langsung menyodorkan daftar belanja. “Kami butuh ini buat praktikum.”
Pria itu mengamati daftar tersebut. “Sebagian ada, sebagian lagi agak langka. Tunggu sebentar.”
Saat pria itu pergi ke belakang, Adit dan Raka mulai melihat-lihat isi toko.
Di salah satu rak, mata Adit terpaku pada botol kecil berisi cairan merah dengan label "Reagen X-92".
“Eh, ini apaan?” bisiknya pada Raka.
“Wah, kayak di film-film detektif gitu.”
Adit membaca tulisan kecil di bawah label:
"Digunakan hanya dalam eksperimen bersertifikat. Dilarang untuk konsumsi manusia."
“Serem amat. Ini kayak bahan buat racun rahasia nggak, sih?”
“Coba tanya bapaknya, Dit.”
“Lah, gila? Nanti gue dikira teroris!”
Tiba-tiba, suara pria pemilik toko terdengar lagi dari belakang mereka.