Lika liku mahasiswa farmasi

Ghiyas
Chapter #5

Praktikum Besar : Ujian Mental, Kesabaran, dan Harga Diri

BAB 4: PRAKTIKUM PERTAMA – UJIAN MENTAL MAHASISWA FARMASI

Pagi itu, Adit bangun dengan perasaan campur aduk.


Di satu sisi, dia senang akhirnya bisa masuk lab dan merasakan jadi scientist sungguhan. Tapi di sisi lain, ada satu fakta yang bikin dia ingin rebahan lagi dan pura-pura sakit…


Hari ini praktikum pertama, dan katanya Bu Siska yang ngawasin.


Adit nggak tahu harus senang atau panik.


Di kelas, dia menoleh ke arah Raka yang masih asyik scroll HP. Sahabatnya itu terlihat tenang seperti biasa, seolah hari ini cuma hari biasa, bukan hari di mana masa depan akademik mereka bisa berubah hanya karena salah tuang larutan.


“Rak,” bisik Adit.


“Hm?”


“Kita beneran diawasin Bu Siska, kan?”


Raka melirik sebentar. “Iya.”


Adit menelan ludah. “Jadi kita harus serius, kan?”


Raka mengangguk. “Iya.”


Adit menghela napas. “Berarti kita harus fokus dan nggak boleh becanda, kan?”


Raka menoleh ke arahnya dan tersenyum. “Nggak juga.”


Adit langsung ingin banting tas.


MASUK LAB: NERAKA DIMULAI


Laboratorium farmasi terasa berbeda dari kelas biasa. Lebih sunyi. Lebih menegangkan.


Biasanya, mahasiswa akan ngobrol dan ketawa-ketiwi, tapi kali ini suasananya kayak ruang sidang skripsi.


Masing-masing sudah duduk di tempatnya, dengan alat-alat praktikum berjejer rapi di meja. Ada buret, pipet ukur, labu takar… benda-benda yang terlihat keren, tapi kalau salah pakai, bisa bikin nilai meluncur bebas ke angka nol.


Bu Siska berdiri di depan dengan wajah datar khas dosen killer.


"Hari ini kita akan melakukan titrasi asam-basa," katanya dengan suara datar. "Pastikan semua langkah dilakukan dengan benar. Kalau salah… ulang dari awal."


Seluruh mahasiswa langsung menegakkan punggung.


Bu Siska memang bukan tipe yang suka marah-marah. Dia nggak pernah teriak atau bentak mahasiswa. Tapi justru itu yang bikin dia makin serem.


Bayangin, kalau dosen lain marah, kita masih bisa berharap mereka bakal lupa atau maafin. Tapi kalau Bu Siska?


Dia cuma butuh satu kalimat: "Ulang dari awal."


Dan nasib mahasiswa bakal berubah drastis.


Adit menoleh ke Raka. "Rak, lo ngerti cara titrasi?"

Lihat selengkapnya