Maafin gue Wenny.
Itulah yang ditulis Linda di grup Whatsapp mereka.
Sejurus kemudian, sebuah balasan dari Irva: Maafin gue juga ya.
Keduanya tahu bahwa ucapan permintaan itu tidak akan berbalas; karena sudah genap sebulan mereka mencoba berbagai cara untuk mengontaknya, namun hasilnya nihil. Kemungkinan sahabat mereka itu tidak akan pernah berkabar untuk selamanya sudah mulai terpatri di benak kedua gadis itu.
Atas keanehan yang terjadi, mereka telah membuat kesimpulan (yang sekali lagi, dihasilkan dari asumsi atas observasi). Mereka pikir, skandal keluarga Wenny yang terkait dengan praktik babi ngepet akhirnya terkuak, dan akhirnya Mamanya Wenny, yang merupakan salah satu pelaku utama, melarikan diri. Yang tidak mereka tahu adalah, teori versi mana yang terjadi sesungguhnya terkait Mama Wenny: ia memimpin sindikat babi ngepet atau ia benar memerangkap suaminya sendiri bertahun-tahun dengan cara yang supranatural itu. Atau mungkin kedua-duanya memang hanyalah teori belaka, sedangkan yang terjadi merupakan sesuatu yang lain; kemungkinan itu juga ada di benak mereka.
Akan tetapi, ada beberapa hal lain yang belum berhasil ditarik benang kesimpulannya oleh Linda dan Irva: sikap ingin tahu terhadap Wenny yang ditunjukkan oleh Pak RT dan Bu Monica. Lalu, perkara meninggalnya Bibi, dimana stroke-nya kambuh di saat yang nampaknya bersamaan dengan mulai menghilangnya sahabat mereka.
Di sekolah, Wenny mulai menjadi bahan gunjingan (meski sebelum hilang pun ia kadang-kadang digunjing juga). Rumor macam-macam mulai bertebaran; satu rumor menggambarkan ia telah tewas ditelan hantu yang bersemayam di pohon besar samping kantin sekolah, rumor lain bercerita kalau ia telah menyeberang ke dunia lain dan berkawan dengan orang-orang Keraton yang sudah membuat kegaduhan di satu Senin.