Like a Boar to a Flame (Bahasa Indonesia Version)

Endri Irfanie
Chapter #14

Pandeglang

“Pandeglang!? Yang bener aja lu!” Kak Deo membelalakkan mata. Hari itu adalah hari Sabtu yang cerah. Linda, kakaknya, dan Irva yang baru sampai di rumah Linda beberapa menit sebelumnya sedang berkumpul di teras rumah.

“Eh, lu kan udah janji bakal nganterin. Nanti bensin gue yang bayar deh!” kata Linda.

Irva mencondongkan tubuhnya ke arah Linda dan berbisik: “Lah, lo belum bilang kita mau kemana ke kakak lo? Itu jauh banget tahu.”

Linda terkekeh dan berkata: “Belum sih, tapi dia juga yang bilang mau nganterin gue kemana aja kalo gue rela ngasih dia semua uang jajan gue selama dua minggu.”

Kakaknya Linda yang merupakan mahasiswa semester 10 itu lalu mengambil telepon genggamnya dan membuka aplikasi peta. Ia bertanya: “Pandeglang-nya sebelah mana dulu nih, Pandeglang itu luas tahu.”

Setelah Linda membagikan lokasi tepatnya lewat Whatsapp, kakaknya berkata: “Lima jam perjalanan loh ini!”

“Kita disitu bentar doang kok. Sore langsung pulang.”

“Yaudah, tapi jadi uang jajan sebulan ya, jatah gue.”

Linda mendengus. “Iya deh sebulan, terserah lo! Ayo buruan berangkat sekarang, biar pulangnya enggak kemaleman.”

Kedua gadis itu masuk ke mobil milik Ayah Linda yang bodinya penuh goresan (akibat kecerobohan berkendara Ayah Linda yang matanya mulai rabun jauh tapi selalu menolak untuk memakai kacamata). Linda di depan, Irva sendiri di belakang. Setelah Kak Deo menyalakan mesinnya, ia kembali masuk ke dalam rumah untuk ke toilet. Tindakan yang bijak, mengingat jarak yang akan ditempuh sangat jauh.

Irva bertanya: “Tega banget kakak lo mintain uang jajan lo, Lin.”

“Emang kampret orangnya. Dia lagi ngumpulin duit buat beli PS5 katanya.”

“Terus, nanti lo di sekolah kalo mau jajan gimana?”

Linda menoleh dengan tatapan usil ke arah temannya dan berkata: “Ya gue tinggal minta jajanan lo.”

“Yeee, enak aja!”

Lihat selengkapnya