Nafsu, aku diciptakan oleh sang Asmodeus terkutuk. Aku tidak bisa mengendalikan diriku sekalipun aku ingin berhenti. Semua itu sangat memikat hingga aku tidak bisa membedakan segalanya. Hingga aku terjatuh ke lubang terdalam kegelapan. Tempatku adalah neraka dan aku tidak bisa diselamatkan. Aku memiliki segalanya, namun bukan itu yang kuinginkan. Sampai saat di mana aku bertemu dengan dirinya. Dia adalah musuhku, dan seharusnya memang seperti itu. Kami berdua dibuat untuk saling berperang dan membunuh, hingga salah satunya binasa dan membawa jiwa ini ke tempat yang dituju. Tapi, apa yang harus kulakukan ketika semuanya menjadi kisah yang berbeda? Saat di mana suratan mempermainkan kami, dan kegelapan di dalam diriku memudar seiring dengan kehadirannya. Ketika di mana dia membuatku lupa akan siapa diriku dan betapa mengerikannya kemurkaan Asmodeus....
Kesucian, Aku ada dalam naungan malaikat Uriel yang agung. Aku senantiasa menjaga kemurnian hati dan jiwa untuk kekasihku. Aku tidak akan menodainya meski hanya setitik. Cintaku adalah tulus dan aku akan setia sepanjang hayat. Aku adalah cahaya dan aku ada untuk cahaya. Pengetahuan dan kejujuran adalah landasan dalam diriku, selalu tertanam lekat setiap kali memandang langit. Menatap keagungan pencipta dan keindahan malaikat Uriel yang mempesona. Namun, apalah arti semua ini ketika aku bertemu dengan seorang Dia. Dia adalah bayangan kegelapan yang selalu menghantuiku. Kegelapan yang selalu terselip dalam setiap tidurku. Dia adalah kehancuranku, dan aku harus memusnahkannya sebelum ia menodaiku. Aku tidak pernah menginginkannya, namun takdir membuatku harus terlibat dengannya. Dirinyalah yang telah membuatku meragukan kesucian ini, meragukan perasaanku dan menggoyahkan apa yang menjadi tiang keyakinanku. Tapi tidak. Aku tidak akan jatuh untuknya. Aku tidak akan jatuh dalam pesonanya, aku akan tetap berada dalam perlindungan sayap Uriel dan menjaga hatiku hanya untuk seseorang yang menjadi cintaku....