Lima Pusaka Bunda 1987

Meliyana Jia
Chapter #1

Prolog

Sebuah mobil Honda Civir Wonder SB3 berwarna cokelat melintasi jalanan yang sepi dengan lampu yang menyorot lurus menuntun seorang pria berusia sekitar kepala tiga untuk berkendara. Di dalam mobil suasana terasa ceria, bahagia, dan harmonis. Seorang wanita yang usianya tidak jauh dari pria itu memangku bayi berusia satu tahun yang sedang bertepuk tangan dengan riang karena ketiga kakaknya yang berada di bagian jok belakang sedang bercanda tawa dengannya.

Nadhim Mulya dan Nilam Sari, keluarga yang bahagia walau tinggal di perdalaman, sedikit jauh dari kota. Mereka baru saja pulang dari pasar malam setelah puas bermain. Liburan semester anak sulungnya, Adam yang berusia sembilan tahun, hampir berakhir, jadi mereka tidak mau menyia-nyiakan waktu bersama untuk lebih lama.

"Gimana, kalian senang hari ini? Ayah sudah bawa kalian ke pasar malam sesuai permintaan kalian," ujar Nadhim sambil menoleh sedikit ke belakang sejenak.

"Senang sekali, Yah!" celetuk Jamila, anak keduanya yang kini berusia enam tahun, tahun ajaran baru ini ia akan segera masuk Sekolah Dasar dan ia tampak antusias untuk segera bersekolah.

"Makasih, ya, Ayah, Bunda," celetuk Patih, anak ketiga mereka. Kemudian Adam dan Jamila pun ikut berucap terima kasih kepada orang tuanya.

"Iya, sama-sama," jawab Nilam tersenyum.

Namun keceriaan mereka hirap perlahan begitu melihat dua orang pria berpelawakan preman menghalangi mobil mereka.

"Siapa, Yah?" tanya Nilam, panik.

"Nggak tau, Bun. Nggak kenal," balas Nadhim.

"Mereka mau apa?" lanjut Nilam saat dua pria itu mulai mendekati mobilnya.

Ketiga anak mereka ikut panik saat jendela diketuk-ketuk oleh preman tersebut.

"Keluar kalian!" seru salah satu preman berwajah seram, keduanya berewokan.

"Ayah, Bunda, Jamila takut," lirih Jamila.

"Mereka orang jahat, ya, Yah, Bun?" tanya Patih.

Adam berusaha memeluk kedua adiknya yang dilanda kepanikan luar biasa, begitu juga dengan dirinya.

Lihat selengkapnya