Lima Pusaka Bunda 1987

Meliyana Jia
Chapter #11

10. Dikurung

"Bunda, buka pintunya Zi mohon!" teriak Azizah dari luar.

Nilam mendadak tuli dan justru mengunci pintunya kemudian menjauh bersama Jamila, menyisakan Salmah yang berusaha membukakan pintu sia-sia untuk Azizah.

"Zi, tunggu ya, kakak berusaha buka pintunya!" seru Salmah dari dalam.

"Kak Salmah tolongin Zi!"

Suara petir yang menyambar mengagetkan Azizah yang refleks menoleh belakang, tambah terkejut kala melihat Patih mendadak muncul di belakangnya. Patih baru saja pulang dari sekolah. Ia menatap Azizah yang berteriak di luar rumah meminta mohon untuk masuk. Tanpa perlu tanya kenapa, Patih sudah tau jawabannya. Kemudian ia pun memanggil bundanya untuk membukakam pintu agar ia bisa masuk.

Azizah berusaha mencari celah untuk masuk tapi sayangnya gagal karena Patih mendorongnya hingga terjengkang. Salmah tidak tega melihatnya dan terus memohon pada Nilam yang hanya diam saja dan tidak peduli.

Beberapa menit kemudian, Adam tiba di rumah dengan sedikit basah kuyup karena rintik hujan yang mulai menetes dari langit yang sudah gelap.

Hal yang sama pun dilakukan Adam agar bisa masuk, Adam memanggil Nilam.

"Bunda, Salmah mohon, di luar udah hujan, kadian Zi," melas Salmah.

"Biar saja."

Azizah meringis kala jarinya terjepit pintu rumah yang baru saja ditutup Adam dengan kasar.

"Arghhh!!!!" erang Azizah, rasanya jarinya patah, tapi kemungkinan tidak. Namun jariya kini berdenyut dan kemerahan. Ia memeluk tangannya sambil mengigit bibir bawahnya menahan rasa nyeri yang menjalar.

Salmah masih setia mengintip di balik jendela.

"Zi? Kamu gapapa?"

"Gapapa, Kak!" elah Azizah tidak ingin membuat kakaknya khawatir.

"Ya, gapapa lah, cuma kejepit pintu doang," celetuk Adam yang baru saja melepas sepatunya.

Salmah membulatkan mata seketika. "Kak Adam sengaja ya?!" marahnya.

"Nggak," ujar Adam mengedikkan bahu kemudian berlalu begitu saja.

Salmah pun panik dan kembali ke jendela. "Zi! tangan kamu kejepit pintu?!"

"Gapapa, Kak! Dikit doang!" Padahal jarinya sekarang terasa nyeri.

Hujan turun kian deras, Azizah yang berada di depan pintu rumah pun terkena air hujan yang berasal dari jipratan di tanah, kini setengah basah. Ditambah angin yang menerpu kulit telanjang Azizah. Ia memeluk dirinya sendiri dengan tangan gemetar.

Suara petir yang saling menyahut membuat Azizah memeluk dirinya sendiri karena kaget dan takut bercampur aduk.

Lihat selengkapnya