Hari ini Azizah sudah merasa lebih baik ketimbang sebelumnya. Salmah turut senang bisa melihat Azizah bugar kembali.
"Makasih ya Kak, udah jagain Zi saat demam kemarin," ujar Azizah langsung memeluk Salmah ketika ia bangun tidur, kebetulan Salmah sudah bangun dan sedang menatapnya saat ini.
"Sama-sama, Zi. Kamu kan adik Kakak, jadi Kakak harus jagain kamu."
"Zi sayang Kak Salmah." Azizah mengecup pipi Salmah yang mengecup balik adiknya.
Salmah bergegas turun dari ranjang dan berlari keluar dari kamar, meninggalkan Azizah yang baru saja beranjak dari ranjang.
Salmah dengan sennyuman semringah menghampiri Nilam di meja makan yang sedang membereskan piring bekas sarapan anak-anaknya yang baru saja berangkat ke sekolah.
"Bunda, Zi udah turun panasnya!" seru Salmah memberitahu kabar baik yang direspons kurang baik pula oleh Nilam.
"Bukan urusan Bunda, Salmah. Kamu udah dua hari nggak masuk sekolah, hari ini kamu harus sekolah, gapapa terlambat yang penting masuk," ujar Nilam membuat senyum Salmah memudar.
"Iya, Bunda," pasrah Salmah. Ia juga tidak bermaksud bolos sekolah, ia hanya ingin menjaga Azizah.
Salmah berbalik dengan pundak lesu. Walau sudah terlambat tiga puluh menit semenjak bel tanda masuk sekolah berbunyi, ia tetap akan masuk. Lalu siapa yang akan menjaga Azizah? Ia masih khawatir Azizah yang baru saja pulih.
***
"Pak! Pak! Saya telat Pak! Tolong buka gerbangnya ya!" seru Salmah di depan gerbang sekolah.
Pak Sudirman yang berada di pos bergegas menghampiri. "Salmah? Kok kamu baru datang? Bapak juga nggak lihat kamu beberapa hari kemarin," ujar Sudirman sambil membukakan gerbang.
"Iya, saya harus jagain adik saya. Makasih ya Pak udah dibukain gerbangnya!" seru Salmah buru-buru masuk menelusuri koridor menuju kelas.
Pak Salmah beralih menatap Azizah yang sejak tadi berada di belakang Salmah. Ia pun menyalim Pak Salman.
"Pak apa kabar?" tanya Azizah.
"Bapak baik, Dek Zi kemarin demam? Udah baikan?" tanya balik Pak Salman.
"Iya, udah Pak, garag-gara saya Kak Salmah jadi harus bolos dua hari," sesal Azizah.