Beberapa hari setelah pertemuan sore itu, aku memberanikan diri meminta bantuan Doni untuk menanyakan nomor ponsel Lila pada Ningsih.
“Yan… tuh, nomornya Lila udah kukirim ya. Ceilehhh, beneran plot twist apa nih?” godanya sambil bercanda dengan pacarnya di telepon.
Hampir setiap malam Minggu, Doni bukan pulang ke rumahnya, tapi nyasar ke kamarku. Kadang aku tertidur duluan, dan tahu-tahu dia sudah menghilang entah kapan pulangnya.
Jemariku gemetar saat mulai menyusun kata-kata di layar ponsel setelah menyimpan nomor gadis itu.
“Met malam, Lila. Ini Rian, temannya Doni. Aku dapat nomormu dari dia, yang minta ke Ningsih. Disave ya :)”
Aku menarik napas dalam-dalam, menatap pesan itu cukup lama sebelum akhirnya menekan tombol kirim. Layar ponsel terasa lebih terang dari biasanya atau mungkin itu aku yang terlalu gugup menunggu balasannya.
Tak kusangka, secepat kilat aku mendapatkan pemberitahuan pesan baru masuk.
“Ok. Rian.”
Aku tersenyum sendiri, tapi kupikir, oh ini kan malam minggu. Doni saja sedang pacaran via telepon dengan Ningsih, dan Lila… mungkin sedang telponan juga bersama Ardi. Yasudahlah…
Rasa debar dalam dada perlahan menciut. Namun tiba-tiba celetukan Doni terdengar.
“Kata Ningsih, coba kamu telpon aja. Lila paling lagi dengerin radio. Soalnya pacarnya belum punya hape waktu berangkat keluar kota.”
Hatiku yang mulanya menciut tiba-tiba merekah. Jemariku mulai beraksi lagi.
“Lila, kamu lagi sibuk nggak? Kalo aku telpon ganggu kamu nggak?”
Dag-dig-dug terdengar lebih kencang dari dadaku saat mengirimkan pesan itu. Lama menunggu, layar ponsel tetap kosong. Apakah Lila sedang tidak ingin bicara? Atau dia sudah tidur? Hampir lima belas menit kulihat layar ponsel, sampai akhirnya… satu pesan masuk:
“Boleh..”
Suaraku menggema di kamar itu sampai bantal meluncur ke wajahku dari tangan Doni. Aku tak peduli. Aku menarik napas panjang, mencoba mengatur detak jantung, lalu memanggil Lila lewat telepon.
“Halo..”
Suara itu… suara beberapa hari lalu yang membuat jantungku berdegup kencang dan bibirku terkunci kini kudengar lagi.