Limit: Rahasia Si Pencuri

Syafira Muna
Chapter #9

Raden dan Rakna

Ruang teaching factory pagi ini lagi-lagi ramai. Meskipun meja kelompok yang kupimpin tak sekacau kelompok lain, tapi rekor praktik terkacauku dimenangkan oleh hari ini.

Produk berbahan dasar olahan susu memang cukup menantang. Namun tetap saja tak kusangka jadinya akan lebih pelik dari bayangan di kepalaku.

Sebenarnya, enggak akan sekacau ini kalau Raden enggak menghilang mendadak saat keadaan genting. Cowok yang biasa menghandel oven itu tak kelihatan batang hidungnya ketika kehadirannya diperlukan.

Cewek-cewek, termasuk aku sendiri sudah mencoba memasang gas dan menghidupkan kompor oven. Berulang kali, tapi tak berhasil. Ini jadi evaluasi buatku. Perempuan harus belajar mengurus oven supaya tak melulu mengandalkan lelaki.

Bahkan Rakna sudah uring-uringan dan belasan kali menyumpahi Raden. Ingatkan aku untuk memberi pelajaran cowok satu itu setelah pelajaran ini berakhir.

"Sekarang bagaimana?" Nirina, cewek yang sejak sepuluh menit lalu tak beranjak dari depan gas menoleh padaku. "Aku biasa masang gas buat kompor di rumah. Perasaan sudah benar, deh." Ia menunduk dan mengecek kembali posisi regulator di mulut tabung gas.

"Tapi ini enggak bisa nyala lho, Rin." Perempuan yang jongkok di depan kompor meletakkan ujung pematik api ke salah satu sumbu kompor dan menyalakannya. Namun tak terjadi apa-apa selain muncul percikan kecil dari pematik lalu setengah detik kemudian padam.

"Sudah kubilang jangan asal menyalakan pematik, Ki! Bahaya tahu!" Nirina melotot tak suka sambil mundur dua langkah.

Gadis yang memegang pematik api mendecak pelan kemudian bertolak pinggang. "Ya ampun, Rin. Lebay amat. Ini dari tadi enggak bisa nyala, lho. Masa masih takut?"

"Tetep aja bahaya, Kiara! Kalau tiba-tiba bum! Gimana?" Perempuan yang memakai bandana merah polkadot putih di kepalanya berujar dramatis. Beruntung sang penakluk oven sudah datang, jadi perdebatan mereka terenterupsi.

Cowok itu melangkah santai tanpa beban. Tangan kanannya ia masukan ke dalam saku jas lab sedangkan yang kiri ia biarkan menggantung. Tanpa rasa bersalah sedikit pun ia meminta dua gadis tadi menyingkir kemudian menekuk lutut dan berjongkok di depan tabung gas.

Ia melihat sebentar posisi regulator, mengangguk-angguk. "Sudah benar, kok masangnya, Rin. Apanya yang enggak bisa?" Sambil memutar sedikit sekrup di atas regulator tersebut kemudian menyambar pematik dari tangan Kiara, menyalakannya di dekat salah satu sumbu kompor oven dan ... semua sumbu menyala hampir bersamaan.

''Harus diputar dulu, ya?" Nirina bertanya sembari nyengir.

Raden tertawa renyah. Membuat dua gadis itu saling bertatapan tak paham.

"Sekrup ini fungsinya untuk mengatur besar kecilnya aliran gas ke kompor." Cowok itu menunjuk benda yang sebelumnya ia putar. "Kalau posisinya masih nol kayak tadi berarti gasnya belum ngalir. Kalau diputar dikit, apinya kecil. Kalau diputar lebih banyak," Raden memutar sekrup lagi, api di kompor menjadi bertambah besar, "apinya juga jadi makin gede."

Nirina dan Kiara mangut-mangut paham. Aku yang menyimak pembicaraan mereka juga ikut paham.

Lihat selengkapnya