Latihan Sabtu kemarin berakhir tak begitu baik. Sang Kapten mendiskualifikasi Dinar dari Seleksi Calon Kapten Generasi Lima gara-gara kasus Delima. Selain karena eksekusinya gagal, gadis tersebut dianggap tidak profesional dan harus belajar banyak tentang mengendalikan diri. Belum pantas untuk memimpin Eka Waska. Tapi tak sampai mengeluarkannya dari organisasi.
Berikutnya, Kapten juga mengumumkan tentang hasil seleksi tahap satu. Dua dari lima peserta dinyatakan berhasil. Kemudian Pak Yas menerangkan tentang tugas yang harus dilaksanakan pada seleksi tahap dua untuk kedua Calon Kapten. Mereka akan berkompetisi menggantikan posisi Raden saat kenaikan kelas.
Sesungguhnya, Si Pencuri yang dibilang orang-orang itu bukanlah seseorang. Melainkan sebuah komunitas. Organisasi yang berdiri atas nama keadilan dan keamanan SMAKTASA. Tentu saja Si Pencuri itu cuma sebutan yang diberikan orang-orang karena tindak pengadilan organisasi ini ialah dengan mengambil sesuatu diam-diam dan tanpa izin. Sedangkan nama yang sesungguhnya dari organisasi ini adalah Eka Wastu Baladika. Atau singkatnya, Eka Waska.
Kalimat tersebut diambil dari bahasa Sansekerta yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti senyap dan cepat. Entah siapa yang memberikan nama tersebut pertama kali. Sejauh ini tidak ada yang pernah membicarakan tentang sejarah organisasi ini.
Senin sore dan Sabtu pagi adalah waktu rutin pertemuan anggota Eka Waska. Senin di dalam ruangan dan berpindah-pindah sedangkan Sabtu di lapangan.
Satu peraturan utama di pertemuan hari Sabtu: masuk senyap keluar senyap. Alias tidak ada yang boleh tahu kau masuk dan tidak boleh ada yang tahu kau keluar dari wilayah SMAKTASA. Cara masuk boleh apa saja asalkan tidak merusak. Beberapa anggota punya trik yang berbeda. Seperti datang pagi buta atau memanjat tembok belakang atau seperti trik yang aku lakukan tadi. Tetapi aku pikir itu akan sulit dilakukan jika tidak terbiasa.
Tiga puluh delapan orang berkumpul tanpa ada tanda-tanda kehidupan jika dilihat dari luar. Aku pikir itu alasannya bangunan di sekolah ini dibuat mengelilingi lapangan upacara dan lokasi praktik outdoor ATHP membentuk persegi panjang. Di tambah tembok tinggi mengelilingi seluruh sekolah dan hanya ada satu gerbang masuk.
Dari awal, tempat ini sudah penuh misteri. Yang lebih mengejutkan lagi, hal itu memang sengaja didesain untuk latihan para anggota sebuah organisasi rahasia.
Ngomong-ngomong, aku jadi curiga. Apakah di sekolah sebelah—SMATASA—yang se-nama dengan SMAKTASA juga ada organisasi seperti ini?
Satu pesan masuk. Lamunanku buyar.
Fin XII ATU 1 melakukan tindak perisakan terhadap adik kelas bernama Asna dari kelas X APHP 2. Ambil yang berharga darinya: pacar. Pastikan mereka putus sebelum batas waktu: Rabu pukul 14.15. Eka Wastu Baladika.
Aku tersenyum miring. Tugas pertama setelah masalahku dengan Sang Kapten. Tapi, sekarang aku sudah beda.
Belajar dari kasus Delima, aku tidak akan mengadili seseorang begitu saja tanpa benar-benar memahami kondisinya. Mungkin kalau soal pacar, aku akan tetap membuat mereka putus.