Segala elemen masyarakat berkumpul, baris-berbaris tertib di daun pintu gedung pertemuan seminar itu. Membeli tiket masuk.
Satu-dua orang yang sudah berhasil masuk, sergap mencari tempat duduk kosong dengan menggenggam sebuah novel di tangan.
Sesak terasa, tak ada satu pun bangku yang tersisa sejauh mata memandang. Tiket pun habis terjual.
Lina menyelidik dengan sedikit menyibak tirai pembatas antardua ruangan. Ia terkesiap hingga menelan ludah sedalam-dalamnya. Tak percaya melihat pemandangan musykil seperti itu.